Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Janji Sang Raja

7 November 2015   17:52 Diperbarui: 7 November 2015   17:52 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Y_Airy no. 42

 

"Jika aku menjadi Raja Hutan, aku berjanji. Akan berlaku adil pada semua penghuni hutan ini, semua binatang yang tinggal di hutan ini akan mendapatkan hak yang sama, baik besar maupun kecil. Tidak akan ada lagi penindasan, tidak akan ada lagi semena-mena. Semuanya......akan hidup sejahtera!"

 

"Ibu, aku lapar!" rengek sang anak kura-kura, ia terus saja merintih di samping ibunya, berjalan terseret mengeliligi rimba. Sudah sekian lama ia membawa anaknya untuk mencari makanan, tetapi tak juga dapat sebiji buah ataupun sehelai rumput yang bisa di makan.

"Sabar anakku, ibu sedang mencarikan kita makanan!"

"Aduh bu...., aku sudah nggak kuat jalan!"

Mereka berhenti di dekat semak berduri, di bawah pohon yang sedikit meranggas sehingga terik matahari mampu menembus. Membuat tenggorokan makin gatal saja, sang ibu kura-kura celingukan hingga melihat rerumputan di seberang sungai yang nampaknya hijau dan lezat.

"Ya sudah, kamu tunggu di sini saja. Ibu akan kesana, siapa tahu ibu bisa mendapatkan sedikit makanan untukmu!"

"Aku takut sendirian bu!"

"Ibu hanya sebentar!"

Kemudian ibu kura-kura itu pergi menyeberang sungai hingga ke padang yang di tuju, di sana banyak kambing yang sedang menikmati rerumputan hijau yang rimbun dan subur.

"Wahai kambing, bolehkah aku meminta sedikit rumput untuk anakku?"

Semua kambing di sana menoleh, "apa yang kamu lakukan di sini kura-kura?" tanya kambing yang paling gagah, "aku hanya ingin meminta sedikit rumput, aku dan anakku kelaparan!" jawab kura-kura.

"Minta, ha...ha...ha....,!" dia malah tertawa yang akhirnya di susul oleh tawa kambing yang lainnya, "tidak boleh, ini kawasan kami, rumput di sini adalah milik kami. Kami nggak akan memberimu sedikit saja!"

"Aku mohon kambing, kasihanilah aku. Anakku kelaparan di daratan seberang!"

"Itu bukan urusan kami, pergi jauh-jauh!"

"Tapi kam...,"

Belum sempat kalimatnya selesai, salah satu kambing itu sudah menendang kura-kura hingga terpental jauh ke daratan seberang di dekat anaknya. Tubuhnya berguling-guling, untung ia memiliki rumah yang kuat dan kokoh sehingga bisa melindungi dirinya. Kepalanya jadi pusing oleh tendangan itu, di tambah lagi perutnya yang keroncongan. Lalu ia berjalan kembali ke anaknya.

Anak kura-kura sangat girang melihat ibunya kembali, "ibu, mana makananku, mana makananku?" tanyanya nggak sabar, Ibunya menunduk sedih.

"Maafkan ibu nak, ibu nggak bawa makananmu. Nggak ada yang mau memberi ibu makanan!"

Wajah ceria anak kura-kura kembali memucat seketika, "jadi kita nggak bisa makan lagi, ibu...aku lapar sekali!" rengeknya. Ibu kura-kura memeluk anaknya dengan airmata berlinang.

"Ayolah kita menemui Raja Hutan, mungkin Raja Hutan mau memintakan rumput yang lezat kepada kambing atau kerbau. Atau mungkin buah-buahan kepada monyet dan tupai!"

Ibu kura-kura membawa anaknya kembali menyeret langkah untuk menemui Raja Hutan yang belakangan ini sulit sekali di temui. Katanya sibuk!

* * *

"Bagaimana ini, kita selalu saja terinjak-injak. Mentang-mentang kita kecil, jadi mereka bisa seenaknya saja menginjak dan menendang kita?" seru ketua semut,

"Mau bagaimana lagi ketua, kita memang kecil, bahkan terkadang tak terlihat. Memang nasib kita untuk terinjak!"

"Kita temui saja raja hutan, bukankah raja hutan sudah berjanji bahwa kita akan mendapat kesejahteraan, keadilan, bahwa kita harus saling menghormati. Tidak peduli besar ataupun kecil!"

Kumpulan semutpun pergi untuk menemui raja hutan.

* * *

Ketika sampai di singgasana Raja Hutan, ternyata di sana juga berkumpul banyak binatang dari berbagai jenis. Ada siput yang juga sedang meminta keadilan, ada kura-kura, ada kerbau dan lain-lain. Semuanya menyerukan nama Raja Hutan, tapi kata centeng-centengnya saat ini Raja Hutan sedang tidak bisa di ganggu.

"Kami ingin bertemu Raja Hutan, kami ingin keadilan!" seru siput,

"Ya, kami juga!" seru binatang lainnya yang merasa masih di perlakukan tidak adil oleh binatang yang jauh lebih kuat dan lebih besar.

"Ok, mewakili Raja Hutan. Aku harimau, akan menyelesaikan masalah kalian. Kamu kura-kura, apa masalahmu?"

"Kami selalu saja kalah cepat dengan hewan lainnya, nggak pernah kebagian rumput hijau dan segar. Juga hewan-hewan lain nggak mau berbagi!" jawab Ibu kura-kura,

"Aku pun juga!" sahut siput yang bernasib sama.

"Kamipun, rumah-rumah kami. Selalu saja terinjak-injak, padahal kami sudah membangunnya lebih tinggi agar binatang lain mengetahui. Tapi mereka tetap saja tak peduli, rumah kami selalu hancur, kami selalu terinjak!" tangis ketua semut.

"Aku pun sama, mentang-mentang aku nggak terlalu pintar. Selalu saja di bodohi dan di manfaatkan!" seru kerbau,

"Kami juga, citah, singa, harimau, serigala, selalu saja mengincar daging kami. Kami kan ingin hidup juga!" seru kijang bersama kancil dan rusa.

"Aduh...., keluhan kalian itu nggak bermutu. Memang hukum alamnya seperti itu, yang kecil...terinjak oleh yang besar. Yang lelet....kalah sama yang cepat. Yang dungu....ya di manfaatkan oleh yang cerdas!" seru Harimau sebagai kepercayaan raja hutan.

"Tapi, tapi....waktu itu Raja Hutan sudah berjanji. Akan memberikan kita keadilan dan hak yang sama, bahwa kita harus saling menghargai. Bahwa yang besar akan membantu yang kecil, yang cepat akan membantu yang lambat dan sebagainya!" seru Rusa.

"Memangnya.....raja hutan janjikan itu?"

"Iya, iya...iya...iya....," mereka pada bersahutan.

"Katanya, raja hutan akan meningkatkan kesejahteraan penghuni hutan ini. Tapi kenyataannya, kita masih saja sengsara, kita masih saja tertindas. Mana janji Raja Hutan yang manis itu, mana janji itu?" seru Kancil.

Suasana jadi kisruh, binatang-binatang tertindas itu ingin hal yang di janjikan oleh raja mereka. Janji untuk mendapatkan kesejahteraan, bahwa hewan-hewan besar akan membantu dan menghormati yang kecil. Nyatanya, semua itu tidak berlaku, semua itu hanyalah tinggal janji. Binatang-binatang kecil masih saja tertindas oleh yang besar, yang lambat oleh yang cepat, yang lemah oleh yang kuat.

Entah sampai kapan akan begitu?  

Dimana janji itu?

 

__________o0o__________

 

Artikel ini pertama kali di publikasikan di www.kompasiana.com, copasing di ijinkan dengan tidak mengubah amaran ini atau dengan menyertakan url lengkap artikel ini.

NB : Untuk melihat hasil karya peserta lain silahkan kunjungi Fiksiana Community

Dan silahkan bergabung dengan gruop FB Fiksiana Community

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun