"Kami ingin bertemu Raja Hutan, kami ingin keadilan!" seru siput,
"Ya, kami juga!" seru binatang lainnya yang merasa masih di perlakukan tidak adil oleh binatang yang jauh lebih kuat dan lebih besar.
"Ok, mewakili Raja Hutan. Aku harimau, akan menyelesaikan masalah kalian. Kamu kura-kura, apa masalahmu?"
"Kami selalu saja kalah cepat dengan hewan lainnya, nggak pernah kebagian rumput hijau dan segar. Juga hewan-hewan lain nggak mau berbagi!" jawab Ibu kura-kura,
"Aku pun juga!" sahut siput yang bernasib sama.
"Kamipun, rumah-rumah kami. Selalu saja terinjak-injak, padahal kami sudah membangunnya lebih tinggi agar binatang lain mengetahui. Tapi mereka tetap saja tak peduli, rumah kami selalu hancur, kami selalu terinjak!" tangis ketua semut.
"Aku pun sama, mentang-mentang aku nggak terlalu pintar. Selalu saja di bodohi dan di manfaatkan!" seru kerbau,
"Kami juga, citah, singa, harimau, serigala, selalu saja mengincar daging kami. Kami kan ingin hidup juga!" seru kijang bersama kancil dan rusa.
"Aduh...., keluhan kalian itu nggak bermutu. Memang hukum alamnya seperti itu, yang kecil...terinjak oleh yang besar. Yang lelet....kalah sama yang cepat. Yang dungu....ya di manfaatkan oleh yang cerdas!" seru Harimau sebagai kepercayaan raja hutan.
"Tapi, tapi....waktu itu Raja Hutan sudah berjanji. Akan memberikan kita keadilan dan hak yang sama, bahwa kita harus saling menghargai. Bahwa yang besar akan membantu yang kecil, yang cepat akan membantu yang lambat dan sebagainya!" seru Rusa.
"Memangnya.....raja hutan janjikan itu?"