"Maafkan ibu nak, ibu nggak bawa makananmu. Nggak ada yang mau memberi ibu makanan!"
Wajah ceria anak kura-kura kembali memucat seketika, "jadi kita nggak bisa makan lagi, ibu...aku lapar sekali!" rengeknya. Ibu kura-kura memeluk anaknya dengan airmata berlinang.
"Ayolah kita menemui Raja Hutan, mungkin Raja Hutan mau memintakan rumput yang lezat kepada kambing atau kerbau. Atau mungkin buah-buahan kepada monyet dan tupai!"
Ibu kura-kura membawa anaknya kembali menyeret langkah untuk menemui Raja Hutan yang belakangan ini sulit sekali di temui. Katanya sibuk!
* * *
"Bagaimana ini, kita selalu saja terinjak-injak. Mentang-mentang kita kecil, jadi mereka bisa seenaknya saja menginjak dan menendang kita?" seru ketua semut,
"Mau bagaimana lagi ketua, kita memang kecil, bahkan terkadang tak terlihat. Memang nasib kita untuk terinjak!"
"Kita temui saja raja hutan, bukankah raja hutan sudah berjanji bahwa kita akan mendapat kesejahteraan, keadilan, bahwa kita harus saling menghormati. Tidak peduli besar ataupun kecil!"
Kumpulan semutpun pergi untuk menemui raja hutan.
* * *
Ketika sampai di singgasana Raja Hutan, ternyata di sana juga berkumpul banyak binatang dari berbagai jenis. Ada siput yang juga sedang meminta keadilan, ada kura-kura, ada kerbau dan lain-lain. Semuanya menyerukan nama Raja Hutan, tapi kata centeng-centengnya saat ini Raja Hutan sedang tidak bisa di ganggu.