"Jam 2, tapi...kenapa kau ada di rumah?"
"Ehm...., karena ada sesuatu yang ingin ku bicarakan dengan Jaya mengenai insiden kemarin!" padahal hal seperti itu bisa di bicarakan nanti malam, ia pulang awal karena cukup mengkhawatirkan makhluk di depannya itu setelah insiden semalam. Apalagi sekarang Ivana juga ada di rumah mereka.Â
"Ouh, begitu!"
Ada nada kecewa di sahutan Liana, ia berharap Nicky akan menjawab bahwa dia mengmhawatirkan dirinya. Ternyata itu karena hal lain, lalu Nicky menatapnya tajam.
"Li, kenapa Ivana ada di kamar kita?"
Liana tercengang seketika, ia baru ingat akan hal itu.
"Ehm...., e... Maaf Nicky. Tadinya aku cuma menidurkan Nino di sana, lalu Ivana masuk begitu saja dan ikut tidur!" Â
"Kau kan bisa menyuruhnya membawa Nino ke kamarnya!"
"Maaf!"
Liana sedikit menunduk karena suara Nicky sedikit lantang barusan, Nicky bangkit dari duduknya seraya membuka jasnya. Melihat itu Liana meluncur dari ranjang dan membantunya mengeluarkan Nicky dari jas itu, ia meletakan jas itu di lengannya semantara Nicky mengendurkan dasinya. Menyadari Liana memperhatikannya, Nickypun terdiam menoleh istrinya. Entah kenapa sampai detik ini jantungnya masih selalu berdegub kencang setiap kali melihat Liana menatapnya seperti itu?
Perasaan aneh itu selalu muncul setiap mereka sedang dalam situasi seperti saat ini, terkurung di sebuah ruangan yang hanya Tuhan saja yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.