Liana masih duduk termangu menunggu Nicky.
Nicky sendiri mulai banyak minum hingga mulai membuatnya teler, Ian kembali dengan para gadisnya sementara Nicky di temani Ivana menghabisnya beberapa botol. Malam semakin larut, feri itu memang sudah merapat dua jam lalu, tetapi Nicky masih betah di meja bar hingga hampir tak sadarkan diri.
"Nyonya, lebih baik kau masuk saja ke dalam kamar. Nanti bisa sakit jika menunggu tuan di sini!"
"Tidak Jay, aku akan menunggu Nicky di sini!" tolaknya, Liana masih keukeuh duduk di sofa hingga terlelap. Jaya menyelimutinya dan memberinya bantal.
* * *
"Ehmffff.....," lenguh Nicky seraya menggerakan tubuhnya. Ia merasa seluruh sendinya pegal, mungkin karena terlalu banyak minum hingga tak sadarkan diri. Iapun membalikan tubuhnya lalu bangkit duduk dengan mata yang masih sayu.
"Kau sudah bangun!"
Suara seorang wanita membuatnya terbeliak, ia terpaksa membuka matanya lebar sekali. Tak jauh darinya, sedang duduk di sofa, Ivana ada di hadapannya hanya mengenakan robe, rambutnya basah. Lalu Nicky melihat dirinya sendiri yang ternyata tak memakai apa-apa kecuali selimut yang menutupi tubuhnya. Ia mengernyit, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, tetapi ia tak ingat apapun selain minum di temani Ivana. Nicky mengangkat matanya ke arah Ivana, "apa yang terjadi?" desisnya.
"Kenapa pertanyaanmu aneh?" sahut Ivana dengan senyum kecil, "dulu kau tak pernah bertanya seperti itu!" Ivana menghampirinya.
"Aku serius Ivana, apa yang terjadi?"
"Kau sungguh tidak ingat apa yang kita lakukan?"