Brukk!
Tubuhnya terpental ke belakang di dekat pintu menuju ruang restoran, untungnya tangan seseorang langsung menggapainya hingga dirinya tak terjerembat ke lantai. Mereka bertatapan lama, dan di buyarkan oleh suara seseorang yang hendak lewat, "maaf!"
Keduanya tersadar lalu saling melepaskan diri, "maaf!" desis Anthony, "aku menabrakmu!" lanjutnya, "tak apa-apa, aku juga tidak terlalu memperhatikan jalan!" sahut Liana.
"Sedang apa di sini?" tanyanya sok akrab, Liana tertegun. Anthony langsung menyadarinya, "oh iya, kita belum saling kenal, tapi setidaknya aku tahu sedang berhadapan dengan siapa," ia menyodorkan tangannya, "Anthony!" Liana menatap uluran tangan itu. Seakan ragu untuk menyambutnya, tapi iapun tetap menjabat tangan pria itu seraya membuka mulutnya, sayangnya sudah keburu di potong,
"Liana, nyonya besar Harris. Iya kan?"
"Eh..., "
"Aku rekan bisnis suamimu, sebenarnya tempo hari di pesta aku melihatmu. Tapi karena kalian terlihat sibuk aku jadi tidak enak mengganggu!" Liana tak menyahut, "anehnya aku selalu menabrakmu!" lanjutnya.
Liana jadi ingat bahwa pria di hadapannya adalah pria yang menabraknya tempo hari di dekat ruko, "apakah kau datang bersama Nicky?" tanyanya kemudian.
"Aku....bersama temanku,"
"Ouh!"
"Apa kau berangkat sendiri?" tanyanya lagi, ia berharap wanita itu berkata ya jadi ia punya kesempatan untuk mengantarnya, "tidak, aku bersama Sinta. Lagipula....Nicky tidak akan mengijinkanku keluar sendiri!"