Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tempat Terindah #33 ; Aku Iklas, Tapi Kenapa Rasa Sakit Ini Tak Mau Pergi

10 September 2015   20:18 Diperbarui: 10 September 2015   20:18 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Nggak apa-apa kok, sebelum kamu minta maaf aku juga udah maafin kamu!"

"Ya udah, kita tidur yuk. Besok kan harus bangun pagi!" ajak Dwi beranjak kembali ke tempatnya, Alisa melepas mukenanya dan melipatnya, lalu iapun kembali ke tempatnya, membaringkan tubuhnya di sana dan memaksa matanya untuk terpejam.

Semua sudah bangun, tetapi Alisa masih merengkuk di tempatnya. Itu aneh, karena biasanya ia yang paling awal bangun untuk solat subuh. Dwi memandang punggungnya yang terbaring miring, terlihat pundaknya seperti berguncang pelan tapi tanpa henti. Dwi yang penasaranpun menghampirinya, jongkok di belakanganya,

"Alisa, ayo bangun!" ajakanya, tetapi tak ada tanggapan. Apakah dia sakit, belakangan wajahnya memang cukup pucat. Dwi menyentuh bahunya yang terasa menyengat, "ya Tuhan!" desisnya, ia menarik tubuh Alisa hingga telentang. Alisa mendekap dirinya sendiri, tubuhnya menggigil hebat. Wajahnya pucat seperti mayat, Dwi yang langsung panik menempelkan telapak tangannya di dahinya.

"Alisa, badan kamu panas banget. Kamu kenapa?" paniknya, Dwi memandangi sekujur tubuh Alisa, ia merasakan ada bau yang cukup aneh tersengat di lubang hidungnya. Dan terlihat olehnya baju Alisa di bagian perut terdapat bercak merah yang sudah mulai mengering, bahkan berbaur dengan warna kuning kehijau-hijuan. Karena penasaran pula ia mengangkat baju Alisa, menyibakannya ke atas, matanya melebar dengan apa yang di lihatnya. Bagian perut Alisa ada sebuah jahitan memanjang, seperti bekas jahitan operasi, benangnya sudah hilang di bagian salah satu ujungnya.

Area di sekitarnya seperti hampir membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap sehingga membuat perut Dwi bergolak dan hendak muntah. Ia segera menutup baju Alisa kembali, Alisa terlihat cukup tersiksa, tubuhnya gemetaran . Dwipun semakin panik, airmata mengucur begitu saja, "tolong..., tolong,..., panggilkan penjaga!" serunya,

"Ada apa, ada apa?" banyak yang bertanya, "cepat, Alisa sekarat!" serunya.

* * *

Tubuh Alisa segera di larikan ke rumah sakit, dan mendapatkan penanganan medis.

"Apa yang terjadi dokter?" tanya kepala lapas,

"Luka jahitan saudari Alisa mengalami infeksi, dan sudah cukup parah!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun