"Kau sudah sangat berpengalaman di dalam kantor, aku membutuhkan orang yang benar-benar bisa ku percayai. Kau tahu sendiri, banyak sekali pihak yang ingin menjatuhkan Harris Group!"
"Kurasa kau memiliki beberapa orang kepercayaan sekarang!"
"Ya....itu benar, tapi untuk posisi JM....aku tidak mau salah pilih. Aku tahu....di dalam perusahaan selalu ada mata-mata, tapi aku tidak ingin mencurigai siapapun. Terutama para karyawanku!"
"Nicky!" desis Jaya, sekarang ia berbicara seperti seorang ayah, "aku rasa...untuk menjadi seorang JM aku sudah terlalu tua, kurasa menjadi penasehatmu saja sudah cukup. Aku yakin, masih banyak orang-orang kita yang setia terhadap Harris Group, terlebih....kau memimpin perusahaan dengan sangat baik seperti kakekmu. Bahkan lebih baik!" pujinya.
"Dan aku tidak ingin kakek kecewa!"
"Kakekmu justru sangat bangga padamu, aku akan membantumu sebagai penasehatmu. Kurasa....Liana sudah tidak apa-apa jika ku tinggal sedikit sibuk!"
"Tidak, aku masih butuh menjagaan ketat di rumah ini!"
"Jangan terlalu khawatir, teman polisimu masih menempatkan beberapa orang di sini. Ku rasa mereka bisa di percaya!"
"Membicarakan Brian...., ku dengar dia kembali dari papua besok. Sayangnya tak bisa memberinya sambutan karena aku ada acara...ya Tuhan, aku hampir lupa!"
Jaya memandangnya,
"Besok aku ada acara di tempat rekan kerjaku, bisakah kau persiapkan Liana untuk ikut?"