"Kalau begitu, kau Daren dan calon istrimu....cari beberapa orang yang menurut kalian pantas, dan kau....Hendra, kau cari berkas mereka. Aku tidak mau sampai salah pilih!"
"Beres bos, kita juga tidak mau sampai salah pimpinan!"
"Berhubung tidak ada meeting setelah ini, mungkin aku akan pulang lebih awal!"
"Tapi jangan lupa besok, kau mau mengajak Liana?"
"Tentu saja, dia juga perlu berbaur. Siapa tahu dia bisa merasa cocok dengan beberapa istri dari para teman bisnisku!"
* * *
Seperti biasa selesai mengurusi taman bunganya, ia akan menyiapkan bahan yang akan di masak untuk makan malam. Kemarin Nicky pulang tepat waktu, jam tujuh sudah sampai rumah. Maka kalau bisa hari ini ia harus bisa memasak lebih awal. Jadi sudah tidak repot ketika Nicky pulang, dan malam ini ia membuat beberapa menu spesial yang di sukai suaminya.
Tapi setelah beberapa selesai di masak, kok rasanya hari ini ia memasak berlebihan. Hanya karena terlalu semangat bukan berarti harus boroskan? Akhirnya, iapun hanya menghidangkan beberapa menu kesukaan Nicky saja. Lalu yang lain ia taruh di dapur untuk yang lainnya. Lagipula sekarang hanya ada mereka berdua, meski terkadang Liana meminta Jaya dan Rizal untuk ikut makan bersama.
Selesai memasak iapun pergi mandi karena sudah merasa lengket tubuhnya, tidak enak kan jika Nicky pulang dan dirinya belum mandi seperti kemari?
Mobil Nicky merapat lebih cepat dari biasanya, ia tak meminta Rizal menjemputnya tetapi ia bawa sopir dari kantor. Begitu memasuki rumah Jaya menyambutnya.
"Malam tuan, sepertinya semakin sibuk di kantor?" desisnya, "memang....sebenarnya aku membutuhkan sedikit bantuanmu di kantor. Kau sudah lama mendampingi kakek, jadi ku pikir kau tahu betul seluk beluk Harris Group!" katanya memberikan tasnya.