Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Broken Wings of Angel ~ The Wedding #Part 6

6 Agustus 2015   13:24 Diperbarui: 6 Agustus 2015   13:24 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sebelumnya, The Wedding #Part 5

 

"Tolong.....tolong.....!"

Gadis kecil itu berteriak seraya berlari, seperti ada beberapa orang yang mengejarnya. Menerabas pepohonan dan semak-semak, ia berlari dengan langkah kecilnya. Tetapi ia tersandung dan terjatuh, menoleh lalu bergerak mundur di tanah, "tolong.....arghhhhhhh!" serunya menutupi wajahnya dengan lengannya!

"Arghhh....!"

Seketika Liana tersentak bangun, nafasnya terengah-engah ketakutan. Nicky ikut tersentak dan duduk di sampingnya, "ada apa Li?" tanyanya, ia melihat tubuh istrinya di banjiri keringat. Nafasnya masih tak teratur, perlahan ia mulai menangis.

"Ya Tuhan...., apa yang terjadi?"

"Mimpi itu datang lagi!" isaknya,

"Mimpi!" desis Nicky, "mimpi apa?" tanyanya lagi. Liana menoleh padanya, ia menyeka airmatanya sendiri.

"Ada seorang anak perempuan dalam mimpiku, dia berteriak minta tolong!"

Nicky diam menyimak, "seperti ada yang mengejarnya dan hendak menyakitinya!" lanjutnya, "sejak kapan mimpi itu datang?" tanya Nicky lagi.

"Kemarin sore!"

"Liana, kau bilang saat kau terbangun di jalanan 14 tahun lalu. Kau tidak ingat apapun dari masalalumu kan?" seru Nicky, Liana mengangguk. Nicky memandangnya semakin dalam, "mungkin...., mimpi itu....adalah kepingan dari masalalumu!"

"Masa laluku?"

"Selain anak perempuan itu ada siapa lagi dalam mimpimu?"

Liana diam untuk mnegingat, "ada seorang pria, anak itu memanggilnya Romo. Dan pria lainnya yang di panggil eyang! Menurutmu....anak perempuan itu aku?"

"Mungkin saja, mungkin....ingatanmu mulai pulih!"

Liana malah terlihat ketakutan, seharusnya ia bahagia.

"Masalaluku?" desisnya, setitik airmata menetes lagi. "tidak perlu takut, kita akan mencari tahu bersama!"

"Tapi....aku tidak tahu kenapa, aku justru takut mengetahui masalaluku. Dalam mimpiku.....gadis kecil itu minta tolong, pasti ada sesuatu yang mengerikan yang terjadi!" cemasnya.

Perlahan tangan Nicky merangkak naik, ia berhenti satu jengkal dari pundak Liana. Tapi akhirnya ia mendaratkan tangannya juga di pundak wanita itu, menariknya ke dadanya.

"Jangan takut, apapun yang terjadi....kau tidak sendiri!" desis Nicky, dan airmata Liana tumpah semakin deras membasahi piyama Nicky. Itu masih jam 3 dini hari, ketika mimpi itu kembali muncul dalam tidur Liana.

Nicky mengusap punggungnya untuk menenangkannya, tetapi istrinya masih terisak lirih. Jika yang di katakan Liana itu memang masalalunya, berarti Liana memang memiliki masalalu yang mengerikan. Mungkin itulah yang membuatnya hilang ingatan. Karena tangis Liana masih berdesis, Nicky memungut wajah istrinya. Menyeka airmatanya, mata mereka berpagutan, semakin dalam. Perlahan Nicky mendekat, Liana semakin terpaku, ia malah tak mampu bergerak sedikitpun. Nafas Nicky hangat menerpa wajahnya, beradu dengan nafasnya pula ketika dirinya menghembuskannya. Seketika mulut mereka sudah menyatu, sebuah ciuman hangat dini hari yang dingin, ciuman pertama sejak pernikahan mereka yang sudah berlangsung beberapa bulan. Nicky membawa tubuh Liana merebah ke ranjang, menghabiskan sisa malam dengan kehangatan.

* * *  

Liana menggeliat di balik selimut, ia membalikan tubuhnya. Menaruh telapak tangannya di kasur, dingin, lalu ia merabanya, rata.....ia pun membuka mata. Ia hanya menyentuh kasur bukan tubuh Nicky, lalu ia menoleh sisi kasur yang lain. Kosong, ia bagkit seraya membungkus dirinya dengan selimut. Menyapukan pandangannya ke sekliling ruangan, tak ada tanda-tanda Nicky di ruangan itu. Ia tertegun, ia baru sadar apa yang tadi terjadi.

Dan ternyata.....ia baik-baik saja, bayangan peristiwa itu tidak menghantam otaknya. Ia menghela nafas lalu melirik jam di dinding, seketika matanya membuka lebar.

"Jam delapan!" teriaknya, "ya Tuhan, matilah aku!" serunya meloncat dari ranjang, mencari gaun tidurnya, dan ia menemukannya di kursi. Segera saja ia memakainya lalu ia merangkapinya dengan robe, merapikan rambutnya seraya setengah berlari keluar kamar.

Ia celingukan lalu berjalan menuju dapur, ia melihat Jaya sedang berjalan menuju ruang kerja Nicky.

"Jay," panggilnya,

Pria itu berhenti, menolehnya, "nyonya, selamat pagi!" sapanya, "pagi Jay, ehm....kau melihat suamiku?"

"Tuan sudah pergi ke kantor!"

"Sudah pergi ke kantor, kenapa dia tidak membangunkan aku!" desisnya, "dan kenapa kalian juga tidak membangun aku?" serunya sedikit marah,

"Maaf nyonya, tuan meminta kami untuk tidak mengganggu tidurmu!" jawab Jaya, "eim, dia...bilang begitu!" sahutnya, Jaya mengangguk. Liana mendesah panjang,

"Terima kasih!" serunya lalu berbalik perlahan, sedikit menggaruk kepalanya perlahan. Bingung, biasanya Nicky tidak suka orang yang bangun siang. Iapun kembali ke kamar untuk membersihkan diri.

* * *

Daren mendekatkan diri di tengah presentasi, "ku lihat ada yang sedikit aneh hari ini!" bisiknya, "apa?" sahut Nicky.

"Denganmu, kau tampak cerah sekali!" sindirnya, Nicky menoleh melototinya, "memangnya langit, kadang mendung kadang cerah!" kesalnya,

Daren tertawa lembut, "mau cerita padaku!" bisiknya lagi, "diam, kau mau aku pecat. Sekarang giliranmh!" Daren hanya tersenyum nakal lalu membawa presentasinya ke depan.

"Selamat pagi semuanya, langsung saja ok. Berhubung semakin hari teknologi semakin maju, tentunya kita juga tak mau ketinggalan dan....!" Daren meneruskan presentasinya, sementara Nicky masih mengingat wajah manis istrinya yang masih terlelap.

Selesai meeting ia ada pertemuan dengan Ferhan, sejak dua tahun lalu mereka menjalin kerja sama.

"Maaf jika aku terlambat!" seru Ferhan yang tidak datang sendiri, "tifak apa-apa. Aku juga baru datang!" mereka bersalaman, "oya, ini Anthony!" seru Ferhan mengenalkan temannya, "dia temanku, tapi dia adalah perwakilan dari PT. Mandiri Jaya. Yang akan menjadi salah satu distibutor kita!"

Nicky menyalami orang itu, dan mereka duduk untuk memulai urusan mereka. Saat itu Nicky pergi tanpa di temani siapapun.

Rizal melihat Liana melamun di taman bunga, iapun menghampirinya. Duduk di sampingnya,

"Kenapa siang-siang kau melamun?" tanya Rizal, Liana menoleh. "aku tidak melamun, aku hanya memikirkan sesuatu!" sahutnya,

"Apa itu!"

"Jal, aku bermimpi!"

Rizal terdiam lalu tertawa ringan, "mimpi itu biasa apa yang kau takutkan!"

"Karena mimpiku tidak biasa!"  

"Apa maksudmu?"

"Aku memimpikan seorang anak perempuan, dia berteriak minta tolong sambil berlari. Seperti ada yang ingin menyakitinya, lalu....ada hal lain juga. Anak perempuan itu minta ampun pada Romonya, seperti sedang di hukum. Dan....dia juga terlihat begitu dekat dengan eyangnya....aku tidak mengerti, kenapa mimpi itu datang padaku belakangan ini!" Rizal masih diam.

"Nicky bilang...., mungkin itu bagian dari masalaluku dan itu membuatku takut!" akunya, Rizal memandang Liana.

Apakah mungkin....ingatan Liana mulai pulih? Tapi mbah Dirjo bilang....mantra itu bisa menghapus ingatannya selamanya!

"Jal!" seru Liana menyenggol bahunya, "ya!" sahutnya tersentak, "kenapa kau menatapku seperti itu?" tanyanya,

"Mungkin....itu hanya mimpi belaka!"

"Hanya mimpi, Jal. Biasanya jika ada sesuatu kau selalu mendukung untuk mengungkapnya, tapi kenapa sekarang...kau terkesan menyembunyikan sesuatu dariku?"

"Aku tidak menyembunyikan apapun, Liana. Ya ku pikir....mimpi itu hanya mimpi!"

Liana menatapnya tak percaya,

* * The Wedding #Part 7* * *

 

• T.B.W.O.A ~ The Wedding (second novel)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun