"Saling mencintai!" potong Lexa, "itu hanya khayalanmu, kita tidak akan pernah bisa bersama!"
"Kenapa?"
Lexa tak lagi menjawab, ia memilih untuk menyingkir. Dan pria itu hanya diam memandangnya hingga tak lagi nampak di pandangannya.
* * *
"Aduh....kenapa nggak di angkat-angkat sih?" kesal Giselle di dalam mobil, ia celingukan di sepanjang jalan kompleks itu hingga matanya melihat sebah warung kopi. Biasanya Lexa ada di sana terkadang untuk minun kopi, ia pun menyuruh sopirnya merapatkan mobil di dekat warung lalu langsung berhambur keluar memasuki warung kopi itu. Celingukan. Senyum mengembang ketika ia melihat orang yang di carinya. Ia pun menghampiri.
Lexa duduk berpangku tangan, tangannya itu menyangga jidatnya yang menunduk. Giselle membungkuk untuk mengintip, "yah....dia tidur, kebiasaan!" desisnya,
"Jangan bergerak!" serunya menusuk lengan Lexa dengan garpu, seketika wanita itu tersentak meraih tangan gadis di depannya dengan kencang, "ah....sakit!"
"Giselle!" desis Lexa lalu melepaskan tangannya, "apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya, "menemuimu!" ia pun duduk di kursi.
"Bukankah sudah ku katakan jangan mencariku!"
"Kenapa kamu harus berhenti?"
"Karena mendapat tugas lain!"