Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

White Rose #12 ; Aku Sedang Jatuh Cinta!

11 Juli 2015   11:58 Diperbarui: 11 Juli 2015   11:58 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Seharusnya aku yang bilang seperti itu, kamu cukup tangguh untuk ukuran klub putri!"

Mawar berdiri tegap menatapnya tak terima, "hanya untuk klub putri?" lantangnya, "memangnya kamu mau masuk klub putra?" cibirnya seraya berjalan ke pinggir lapangan, Mawar ikut. Mereka duduk berjejer, Mawar merentangkan kakinya seraya memukul-mukul pelan betisnya yang terasa pegal. Dika melakukan hal yang sama, entah kenapa ia sudah seperti penjiplak. Apapun yang gadis itu lakukan selalu di ikutinya jika mereka sedang bersama.

Lalu Dika memungut botol air mineral di dalam tasnya, memberikannya pada Mawar. Gadis itu langsung saja merenggutnya, "terima kasih!" katanya lalu menenggaknya hingga setengah. Dika menikmati aksi gadis itu tanpa berkedip.

Mawar menoleh setelah selesai, "kenapa, nggak pernah lihat cewe kehausan?" tanyanya. Dika tersenyum, "nggak seperti kamu!" sahutnya merebut botol itu dan menghabiskan isinya. Setelah istirahat sebentar mereka pun beranjak dari sana.

Saat berjalan tiba-tiba Dika berjongkok di depan Mawar menawarkan punggungnya, "kamu ngapain?" tanya Mawar. "naik aja, udah lama kan kamu nggak naik punggung aku!"

"Tapi Dika, motor kamu kan deket!"

"udah naik aja!" perintahnya, Mawar menatap punggung pemuda itu. Ia ingat dulu Dika pernah menggendongnya sekali waktu di desa, dan hal otu juga membawanya kepada masalalunya bersama sang kakak. Karena dulu kakaknya memang sering menggendongnya seperti itu. Mawar tersenyum lalu naik ke punggung Dika, Dika memberikan tasnya kepada Mawar untuk di bawakannya lalu iapun bangkit . Mulai melangkah ke arah motornya terparkir yang sudah menunggu mereka mengukur jalan.

Dika berjalan pelan-pelan, ia sangat menikmati saat-saat seperti itu. Di saat Rose berada dalam punggungnya dan memeluknya erat, ia tersenyum dalam hati.

"Rose, boleh ku katakan sesuatu?"

"Katakan saja, kenapa harus minta ijin dulu!"

"Tapi jangan marah ya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun