Alisa menatapnya, lalu iapun melangkah dan ikut duduk. "makanlah dulu, nanti kamu bisa sakit kalau tidak makan!" seru Lucas, Alisa melirik makanan itu. Di saat seperti ini, di saat tidak ada yang menghiraukannya, kenapa harus Lucas satu-satunya yang peduli padanya?
"Aku tidak lapar!"
Lucas menatapnya, menafsirkannya. Seperti memikirkan sesuatu, "apakah jika saat ini Ridwan yang di hadapanmu, dan yang membuatkan makanan untukmu. Kamu akan memakannya?" tanya Lucas, Alisa melotot.
"Sudahlah Alisa, kamu tidak bisa terus mengharapkannya. Dia akan segera menikah!"
"Apa hakmu menasehati aku?"
"Mungkin aku memang tidak punya hak, tapi seharusnya kamu bisa berfikir. Dia meninggalkanmu saat kamu terpuruk, lalu dia mengkhianati cintamu dengan menghadirkan wanita lain. Setelah itu dia malah menghadirkanmu di antara mereka seolah kamulah yang bersalah, kamulah yang berdosa?"
"Kamu tidak tahu apa-apa, Luke. Jadi jangan ikut campur!"
"Aku tahu tentangmu, setidaknya."
"Kalau begitu kamu juga tahu, bahwa kamu adalah orang yang paling bertanggung jawab atas apa yang terjadi padaku!"
"Aku tidak lupa itu Alisa, maka dari itu ijinkan aku menebus semuanya?"
"Dengan apa, bisakah kamu mengembalikan semua yang hilang dariku?"