Akupun mulai bangkit setelah berfikir keras, aku mulai mengerti kenapa Dev tak menceritakan masalalunya padaku. Masalalu seperti itu....
"Ya Tuhan....., apa yang aku lakukan? Seharusnya aku membantunya, bukan malah membencinya atau menjauhinya....!"
* * *
Masa orientasi mahasiswa baru itu biasa terjadi kan, tetapi kalau setiap hari telat rasanya jarang terjadi.
"Auw!" seruku ketika tubuhku terjerembat ke bumi, dengkul dan telapak tanganku jadi panas dan perih. Aku pun menarik diri hingga terduduk seraya meniup-niup dengkulku. Sebuah tangan tersodor di hadapanku, tanpa menoleh orangnya aku pun menyambut tanganku itu hingga berdiri di atas kakiku sendiri. Saat itulah mata kami kembali beradu. Lama kami diam saling menatap, berpelukan melalui bahasa mata. Dan akhirnya....
"Putri!"
"Dev!"
Kami pun duduk di pinggiran lapangan saat break, susana masih hening padahal kicauan teman-teman terdengar meracau di sekitar. Dan diaah yang memecah kesunyian di antara kami lebih dulu.
"Jadi, kenapa kamu kuliah di sini. Bukannya kamu bilang mau masuk IKJ saja?"
"Karena aku mau bersama seseorang!" sahutku, pandangan kami kembali menyatu. "seseorang yang membuatku kehilangan sebagian dari diriku saat dia pergi!"Â jelasku. Dia masih diam, tak menyahut.
"Dev, maafkan aku!"