"Jika tiba masanya, kau pasti akan tahu!"
"Semua ini omong kosong!"
Dia menatapku dalam, entah apa arti tatapan itu.Â
"Kau sangat mirip dengannya, Alex!" serunya, mungkin sebuah pujian! Dia berkata seolah begitu mengenal ayahku.
"Kau sudah bertemu dengannya, kau terlihat sangat mengenalnya?"
Lagi-lagi dia tersenyum, "Jadi, kau tidak bisa memberitahuku?"Â
"Tidak sekarang, dan kupikir kau harus pergi. Kita tidak boleh terlihat bersama!"
"Kau bilang kau pendampingku, tapi kita tidak boleh bersama?" cibirku.
"Kita tetap harus waspada!"
"Bagus sekali, dan apakah kau ini sejenis seorang agent?"
"Kau terlalu cerewet untuk ukuran seorang lelaki, pulanglah sekarang atau aku akan menendangmu keluar!" ancamnya.