"Udah, kakak nggak usah cerewet. Ayo berangkat aja sekarang!" Ricky hanya menggeleng seraya melemparkan diri ke belakang kemudi, ia menaruh tasnya di jok belakang dan mulai menghidupkan mesin mobilnya.
Setelah sarapan bersama Dika membantu Mawar mencuci piring, habis itu mengantarnya ke kampus seperti biasa.
"Nanti aku jemput di jam biasa ya!"
"Hari ini nggak ada jadwal latihan, jadi bisa pulang dua jam lebih awal!" katanya memberi tahu, "ok deh kalau gitu, tapi....jangan pulang sama orang lain dulu!"
Mawar hanya tersenyum karena ia tahu Dika pasti melihatnya pergi dengan Jerry kemarin.
Begitu memasuki ruang kelas ia di kejutkan oleh sesuatu, beberapa temannya berkerumun di dekat tempatnya. Ia menerobos masuk, matanya membulat lebar melihat apa yang terjadi. Lukisannya yang belum sempurna hancur berantakan, cat betebaran di lantai. Mewarnainya, kuas dan semua pensilnya pun patah. Siapa yang melakukan itu? Perasaan dirinya tak punya musuh.
Ia tak mau memiliki prasangka buruk terhadap siappapun maka iapun diam saja, yang ia lakukan adalah membersihkan semua itu sebelum dosennya datang. Sebutir airmata menetes di pipinya tapi ia tak membiarkan dirinya menangis. Dan akibat yang ia dapat dari hal itu cukuo fatal, ia tak di beri kesempatan untuk mengulang karyanya dan harus mendapat nilai nol.
"Mawar!" panggil Jerry ketika dirinya baru keluar dari kelas, "kak Jerry!"
"Aku dengar isu soal lukisanmu, apa itu benar?"
"Oh, itu. Tidak apa-apa kok kak, yah....biasalah. Namanya juga anak baru!"
"Tapi itu keterlaluan!"