Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

White Rose #10 ; Tamparan

26 Juni 2015   13:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:45 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Emangnya kamu mau di gebukin paman Fahri karena bertamu di malam buta?"

"Eh, ya nggaklah. Entar nggak ganteng lagi!"

"Ya udah, cepetan pulang aku juga udah ngantuk!"

"Iya bosssss.....!" serunya berjalan ke arah motornya, "kamu masuk dulu gi, pasti sudah di tungguin paman Fahri. Entah kena rotan loh!"

"Untungnya paman Fahri tak pernah menghadiahi aku rotan!" balasnya seraya berjalan mundur ke arah rumahnya. Dika hanya tersenyum, ia siap menstater motornya tapi ia tak beranjak hingga gadis itu menghilang di balik pintu rumahnya. Ia diam memandangi rumah itu beberapa saat, lalu celingukan seolah sedang meronda. Menghalau para penyusup yang akan menyatroni rumah itu mungkin?

Mawar tak bisa memejamkan mata, ia teringat saat Ricky menatapnya ketika dirinya sedang melukis. Sementara Dika asyik memandangi bintang-bintang di langit yang bercahaya terang malam itu. Enaknya kalau bisa memandangi bintang berdua dengan Rose, pasti menyenangkan!

* * *

Mawar keluar rumah untuk membeli koran pagi, ia berjalan perlahan. Matahari sudah mulai merangkak naik, hembusan angin terasa segar di kulitnya. Rambutnya yang ia biarkan terurai melambai-lambai, bahkan ada yang beterbangan. Tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat ada seseorang yang tidur di atas motor yang ia kenali, iapun mendekatinya. Memandang pemuda itu lalu tersenyum nakal.

Dika merasakan ada sesuatu yang menggelitiki hidungnya, memaksanya untuk bersin. "ha-chi!" ia mengusap hidungnya dengan mata masih terpejam. Iapun kembali ke posisi semula, tapi lagi-lagi hidungnya di ganggu sesuatu. Membuatnya terasa gatal dan hendak bersin, ia mengusapnya lagi. Mawar segera menyingkirkan rambutnya yang ia gunakan untuk menjaili pemuda itu.

"Ha-chi....ha-chi!"

Suara tawa merdu seorang gadis memaksanya untuk membuka mata seketika, matanya langsung membelalak lebar. Ia menurunkan tubuhnya dari motor, berlagak sok cool.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun