"Bukannya kamu naksir sama Dian?"
"Dian itu....udah saya anggap adek sendiri, gimana saya bisa naksir. Lagian....dia itu kan lagi suka sama seniornya di kampusnya itu loh!"
Dian adalah kakak sepupuku, tapi umurnya masih 4 tahun di bawahku. Dan sekarang dia lagi kuliah di UGM.
"Kalau yang naksir saya sih....buanyak mbak!" sahutnya, aku merengut. PD banget dia! "cuma....saya sukanya sama seseorang!" serunya, ku toleh dia. Menunggunya melanjutkan kalimat. "yah....saya suka dari kecil, meski waktu itu baru ketemu sekali. Tapi saya ndak bisa lupa sama wajahnya yang imut dan lucu itu....!" sambungnya dengan nada gemes, seolah hendak mencubit orang yang di bicarakan.
"Tunggu, kamu bilang....waktu itu....kamu cuma ketemu sekali. Terus, kamu suka sampai sekarang?"
"Iya!" jawabnya tanpa ragu. "pernah ketemu lagi?" tanyaku lagi.
"Kok....mbak Edel jadi....apa itu namanya, bahasa anak sekarang.....kepo!"
"Aku cuma nanya!" ku palingkan wajahku darinya.
"Ndak apa-apa kok, saya senang kalau mbak Edel kepo soal saya, hi...hi....!" serunya dengan wajah sumpringah seraya menggaruk sisi lehernya.
"Ih....PD banget!"
"Alhamdulillah, udah ketemu lagi. Tiap hari ketemu lagi!"