Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Semburat Luka Dalam Senyummu

23 Maret 2015   11:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:13 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suasana di tempat itu cukup ramai dengan para tamu undangan, acara ijab kabul dan resepsi di adakan dalam satu hari saja. Pagi ijab kabulnya, dan sorenya resepsinya. Sedari tadi Mata Dino menelusuri seluruh tamu undangan. Apakah Indira akan hadir? Ia memang tak yakin, tapi ia berharap wanita itu justru tidak akan ada di sana untuk melihat pernikahannya yang tak mungkin di batalkan.

"Kamu mencari aku?" tanya sebuah suara dari samping. Dino menoleh, "Indi!" antara girang dan perih ia berdesis. Indira melangkah ke arahnya melalui antrian panjang yang memberi ucapan selamat.

"Selamat ya, akhirnya....kamu menemukan wanita yang bisa mencintaimu dengan utuh!" senyum mengembang di bibirnya. Manis sekali, dan pedih!

Kenapa kamu harus datang, Ndi. Kenapa? Seandainya pernikahan ini bisa di batalkan? Tidak....itu tidak mungkin kan?

"Jangan menatapku seperti itu, aku baik-baik saja. Aku akan baik-baik saja!" desis Indira. Tapi Dino tahu itu tidak benar. Ia tahu apa yang ada di balik senyuman itu. Ingin sekali ia memeluk wanita yang kini berdiri di hadapannya, tapi itu tidak mungkin kan? Sementara istrinya ada di sampingnya.

Baru kemarin Dino mendapat kabar dari orangtua Indira bahwa mungkin Indi tidak akan bisa datang di hari pernikahannya karena masih berkabung. Seminggu yang lalu, polisi menemukan mobil Raka yang ringsek di jalan tol akibat tabrakan dengan mobil lain. Raka di temukan tewas di dalam mobilnya bersama seorang wanita yang di duga sebagai kekasih gelapnya, keduanya di ketahui dalam pengaruh minuman keras malalui tes darah. Keduanya meninggal di TKP.

Hal itu cukup membuat Indira terpukul, bukan karena kematian suaminya. Tapi suaminya meninggal bersama wanita lain yang tak lain adalah selingkuhannya. Mereka seperti baru pulang dari pesta. Setelah mendapat kabar itu, Dino sempat shok. Ingin ia menemui Indira tapi wanita itu terus mengurung diri di dalam kamar setelah peristiwa tragis itu. Dino merasa harus menemuinya, menenangkannya, memberinya semangat. Jika ia bisa ia ingin membatalkan pernikahan itu dan kembali menjadi tongkat untuk Indira, tapi itu tidak mungkin. Pernikahannya saja hanya tinggal menunggu esok, ia juga tak mungkin menyakiti Rania dengan meninggalkannya begitu saja. Atau dirinya akan sama dengan Raka.

Dino menatap lekat wajah Indira yang masih mencoba memasang senyum kekuatan di wajahnya, senyuman yang sama sekali tak ada keceriaan dan kebahagiaan. Kecuali rasa sakit yang mengiris pedih, setelah Indira berlalu pun Dino masih menyisirkan matanya ke arah wanita itu yang sedang berjalan tanpa jiwa.

Di saat seperti ini, Indira sadar ia membutuhkan Dino. Membutuhkan bahunya, tapi ia juga cukup sadar dimana posisinya sekarang. Ia yang menginginkan hubungan mereka tak berubah, tapi ia juga yang meminta Dino melupakannya dari hatinya. Sekarang ia tak mungkin mengemis cintanya lagi, karena ada wanita lain yang jauh lebih pantas darinya.

Dino menatapnya menjauh, ingin sekali ia berlari dan mendekapnya erat. Menyeka lukanya, menyiraminya kembali dengan cinta. Tapi kini ia hanya bisa memandangnya terjatuh dan tak mampu melakukan apapun. Sekali lagi Indira menoleh padanya di antara kerumunan. Melemparkan senyum pedih ke arahnya, senyum yang mengatakan.

Aku akan baik-baik saja!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun