Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Semburat Luka Dalam Senyummu

23 Maret 2015   11:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:13 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebutir airmata meleleh di pipi Indira, meski tak melihatnya tapi Dino tahu wanita itu menangis. Indira mencoba menyeka airmatanya, "aku pikir kamu cuma mau berkunjung," ia membalikan badan kembali dan memasang senyum di wajahnya.

"Kamu sendiri bagaimana, apa kau sudah menikah sekarang? Pasti wanita itu....sangat beruntung!"
"Bagaimana aku bisa menikah....jika masih tak bisa menghadirkan wanita lain di hidupku!"
"Dino....!"
"Kamu tahu Raka mengkhianatimu, kamu tahu Raka tak sebaik dugaanmu. Tapi kenapa kamu masih bertahan?"
"Cukup, aku masih banyak pekerjaan di rumah. Terima kasih sudah mengunjungiku!" serunya lalu berbalik dan mulai melangkah.
"Indi!"

Indira berhenti, "kalau kamu datang cuma mau mencampuri rumah tanggaku, lebih baik jangan temui aku lagi. Tapi kalau kamu datang sebagai teman, aku nggak akan keberatan!" potongnya lalu melanjutkan langkahnya. Dino memandang punggung wanita itu hingga menghilang dari pandangannya.

*****

Dino mendatangi rumah orangtua Indira, dari perbincangan mereka. Sepertinya kedua orangtua Indi, sama sekali tidak tahu kondisi sesungguhnya rumah tangga putrinya. Yang mereka tahu kanker mulut rahim yang sempat membuat Indira harus kehilangan ovariumnya di meja operasi memang membuat Indira bersedih. Itu sebabnya berat badannya menurun, tapi sebenarnya bukan itu permasalahnya bukan?

Sejak itu Dino sering mengajak Indira bertemu di taman, dan mereka tak pernah membicarakan hubungan Indira dengan suaminya. Mereka hanya ngobrol, membiacarakan hal yang lain yang bisa membaut Indira tertawa. Tapi hal itu rupanya membuat Raka curiga dan harus mengetahui kalau Dino sering menemui istrinya.

"Tapi mas, aku nggak selingkuh!"
"Nggak selingkuh kamu bilang, lalu untuk apa setiap hari kamu tertawa bersama pria itu di Taman? Kamu sengaja mau...?"
"Dino itu teman aku mas!"

Plakk!

Sebuah tamparan melayang ke pipi Indira, "aku nggak peduli dia siapa, kalau kamu masih menemuinya....aku akan membunuhnya. Kamu ngerti!" serunya lalu keluar kamar, membanting pintu kamar itu dengan kencang dan berlari keluar rumah. Memasukan dirinya ke mobil dan mulai melalang buana lagi. Indira hanya duduk memegang pipinya di ranjang seraya tersedu.

*****

Dino duduk di tempat biasa, menunggu Indira datang. Ia tak ingin berusaha memasuki hubungan rumah tangga wanita itu, tapi ia ingin tetap seperti dulu. Menjadi temannya, menjadi sahabatnya yang bisa membuatnya tertawa. Tapi ketika ia menoleh, ia langsung tersungkur oleh hantaman tinju seseorang. Itu Raka,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun