"Itu bukan urusanmu, aku masih memberimu kesempatan untuk berubah pikiran!"
"Sayangnya aku tidak akan berubah pikiran, meski kau membunuhku."
"Fine, that's your choice!" seru Orang itu lalu mengambil kembali barang yang ia tawarkan untuk Daren dan keluar. Sang pria bertubuh besar itu masih duduk di depannya. Tanpa sepatah katapun ia menghantam kepala Daren hingga tak sadarkan diri kembali. Orang itu pun keluar dan menghampiri bosnya.
"Bagaimana bos?" tanyanya.
"Bereskan dia Burhan, buat seolah kecelakaan!" seru Bobby Hendarta lalu memasuki mobilnya dan tancap gas.
Burhan memungut bungkus rokok dari kantong celananya, melolos sebatang dan menyelipkannya di bibirnya. Menyulutnya dengan korek gas, ketika ujungnya sudah menyala merah ia mengisapya dengan seksama. Kepulan asap mulai mengepul ke udara. Burhan berjalan ke dalam mobil.
*****
Andre sampai di apartement Daren, ia memarkir motornya dan berjalan ke arah lobi. Tapi ia melihat beberapa polisi dan security di parkiran, dan ia seperti melihat mobil Daren ada di sana, di dalam pita kuning yang mengurungnya. Andre pun menghampiri orang-orang itu.
"Maaf pak, ada apa ini?"
Dua polisi dan seorang security menoleh padanya.
"Saya lihat mobil teman saya berada di dalam area....!"