Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sayap-sayap Patah sang Bidadari ~ Inheritance #Part 18

15 Oktober 2014   19:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:54 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende


Di sebuah layar komputer terlihat seorang pria memakai pakaian dokter dan masker wajah. Orang itu keluar dari lift dan berjalan santai ke arah ruangan Daren. Di layar lain menunjukkan sisi depan ruangan Daren, dua polisi itu tiba-tiba tersungkur. Darah mengalir dari kepala, dan yang satunya lagi di dada. Pelakunya menggunakan peredam sehingga tak terdengar suara tembakan. Di layar satunya lagi terlihat pria bermasker itu memegang senjata api sambil terus berjalan. Siapa tahu kalau dia langsung akan menembak mati kedua polisi yang berjaga itu. Brian langsung mencabut senjata api dan meloncat keluar dari ruang komputer. Andre mengikuti. Salah seorang anak buah Brian memeberitahu yang lainnya dengan HT mereka. Ternyata semua sudah siap di posisi masing-masing. Ada yang berada di pintu belakang rumah sakit, bersembunyi tadinya. Ada juga yang di depan, di tangga. Burhan masuk ke dalam ruangan Daren, seseorang berbaring miring di atas ranjang. Memunggungi siapapun yang datang. Burhan menodongkan senjata tepat ke kepalanya.


"Seharusnya ku ledakan kepalamu dulu sebelum aku mendorongmu ke jurang. Sekarang aku tidak akan membiarkan kau hidup!" serunya.


Orang itu bergerak, ia bangkit dan meluncur turun dari ranjang. Menatap Burhan. Itu Nicky bukan Daren, memang seperti itu rencananya. Daren sudah di pindahkan ke ruangan lain, Nicky memang sengaja memancing pembunuh itu dan menyergapnya. Burhan membelalakan matanya.


Nicky!


Bukan ini rencananya.


Jika ia membunuh Nicky sekarang Bobby bisa marah besar padanya. Bahkan mengamuk, dia ingin Nicky hidup untuk sementara waktu. Burhan menurunkan senjatanya.


"Kau ingin membunuhku, aku sudah di sini. Aku tahu kau orang yang sama yang ingin membunuhku tempo hari. Siapa kau sebenarnya, apa yang kau inginkan?"


Burhan tak menjawab, ia malah berbalik dan hendak melangkah pergi. Nicky berlari ke arahnya dan menarik lengannya, tapi Burhan melempar tangannya dan memukulnya hingga terpental. Nicky membalas pukulannya. Keduanya jadi terlibat perkelahian. Brian dan beberapa anak buahnya tiba di sana. Perkelahian dua orang itu sangat sulit untuk di deteksi gerakannya sehingga Brian kesulitan untuk mencari target melumpuhkan penjahat itu. Akhirnya Nicky terpental ke arah Brian, Brian dengan cepat melepaskan tembakan beberapa kali. Burhan menghindar, ia mendorong meja dan ranjang ke arah mereka. Pundaknya tertembus peluru Brian.


"Menyerahlah, kau sudah di kepung!" desis Brian. Mereka masih menodongnya.

Burhan memegang pundak kanannya yang terasa panas. Lalu ia menabrak kaca yang sudah pecah oleh peluru dna menjatuhkan diri. Padahal itu lantai tiga, tapi Burhan tak menjatuhkan diri ke bawah. Ia bergelantung di tepian tembok dan meloncat menendang kaca di lantai bawah. Masuk ke dalam sana dan mencari pintu keluar. Brian dan Nicky mendekat ke jendela.


"Dia pasti masuk ke lantai bawah!" desis Brian. Mereka langsung mengejar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun