William hanya mengangguk. Rey berjalan ke mobilnya, Nicky dan Daren juga memasuki mobil lain.
*****
"Bajumu sedikit kebesaran di tubuhku!" keluh Daren.
Tubuh Daren memang sama tinggi dengan Nicky maupun Rey, tapi dia sedikit lebih slim. Soal pakaian hanya berbeda satu ukuran dengan Nicky sih.
"Ku pikir jika malam ini aku pulang ke rumahku ....seperinya akan baik-baik saja!"
"Aku tidak yakin, mungkin saja penjahat itu masih akan datang!"
"Aku tidak enak lama-lama menumpang di tempatmu."
"Untuk keselamatanmu Daren, lebih baik kau bertahan di rumahku!"
"Huh...."
Nicky menoleh,"kenapa?"
"Do I have any choice?"
Nicky tak menyahut, Handphone Daren bedering. Ia segera mengangkatnya.
"Hello mam, oh....yes. I'm fine,"
Nicky melirik.
"No.....no...no..... Don't be worry. It's just a little accident, I...." Daren berbicara panjang lebar dengan ibunya di Florida. Dia memang tak memberitahukan keluarganya soal kecelakaan itu, dan entah mereka tahu darimana.
Liana sampai lebih dulu di kantor, semalam Rizal di ajak ke luar gedung itu oleh Jaya agar hari ini tidak keblinger nyari kesana-kemari.
"Li, sudah sampai!"
"Ha!"
Liana menatap Rizal lalu mengalihkan pandangannya ke lobi.
"Aku berdebar-debar sekali," desisnya lalu kembali menatap Rizal. "aku tidak tahu apa yang ada di dalam sana,"
Rizal tertawa....,
"Yang namanya perusahaan di dalamnya ya ada para karyawan, meja, kursi, komputer dan lain - lain. Kau pikir akan ada apa? Alien!"
"Jangan becanda, aku serius."