Danny duduk, menyandarkan punggungnya dan menumpukan salah satu kakinya ke atas kaki yang lain.
"Pasti ada yang penting!" tanya Alicya.
"Aku hanya....., bisakah aku berinvestasi di sini?"
Alicya menatapnya heran, "investasi?"
"Kenapa?"
"Tidak, aku hanya heran saja. Sejak kapan kau tertarik dunia bisnis?"
"Aku tidak terlalu tahu dunia bisnis, itu sebabnya aku ingin menyerahkannya padamu saja. Kau bisa membantuku, ya....itung-itung untuk simpanan masa depan Sharon. Aku hanya punya pekerjaanku, Alicya. Tidak mungkin kan Sharon akan hidup hanya dari uang pensiunanku nanti!"
"Ya, benar juga. Kapan kau akan melakukannya?"
"Secepatnya, akan ku transfer nanti. Tolong kau urus semuanya!"
"Baiklah, akan ku atur semuanya. Jika sudah akan ku hubungi kau langkah selanjutnya!"
"Satu lagi...., aku ingin ini atas nama Sharon!" tambah Danny.
Alicya menatapnya dengan sedikit ngeri, memaknai kalimat Danny.
"Danny, kau jangan membuatku takut!" desisnya.
Danny menyunggingkan senyum, "ini hanya untuk berjaga-jaga, agar aku tidak repot nantinya!" jawabnya, padahal sebenarnya ia juga merasakan hal yang sama yang sempat di pikirkan adik tirinya itu.
*****
Karen mendatangi ACG International School untuk mengurusi pendaftaran Sammy di sana. Jadi besok bisa masuk, kebetulan soal prestasi di mata pelajaran Sammy cukup unggul. Ia mewarisi kecerdasan kedua orangtuanya. Hanya beberapa masalah kecil di riwayat sikap dan kelakuan yang terkadang suka berkelahi. Tapi dia juga bukan satu-satunya yang suka melakukan hal itu, di sekolah ini juga tercatat beberapa siswa yang berkelahi, bahkan anak perempuan pun juga.
Mereka meninggalkan tempat itu setelah selesai, kini mereka sedang menuju ke beberapa rumah yang mau di lihat. Sebenarnya Vincent menawarkan salah satu rumahnya di Bintaro, tapi Karen menolak karena merasa tidak enak terus merepotkan sepupunya itu.
"Kau jaga janjimu untuk tak membuat masalah di sekolah. Mama tidak mau mendapat surat skorsingmu lagi!"
Sammy tak menyahut, ia memandangi jalanan di luar dari kaca jendela.
"Where do you go to work?"
"Perusahaan om mu, mengingat umur mama tidak akan mudah mencari pekerjaan baru!"
Danny kembali ke sekolah karena hari itu ada serangkaian acara yang di selenggarakan. Sharon mengisi salah satu acaranya. Sebenarnya dia juga punya bakat reporter seperti mamanya, tapi gadis itu lebih memilih menjadi abdi negara seperti ayahnya.
"I'm sorry, Mom." desis Sammy,
"For?"
"Everything. I've force you to came over here, even I know what you fell!"
"It's ok."
Ada keheningan sejenak di dalam mobil itu,
"Mom!" panggil Sammy.
"Hem?"
"Thank you!"