Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Price of Blood #Part 10

15 Februari 2015   23:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:08 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Danny memegang kepalanya dengan satu tangan dan sedikit memijatnya. Memang, saat bertatap muka dengan Sammy ia merasakan ada sesuatu yang aneh yang menyapu hatinya. Apakah mungkin Sammy anakanya? Kalau iya, kenapa Karen tak pernah memberitahukannya?

Lalu apakah Sharon juga punya kesimpulan yang sama atau justru dia sudah tahu bahwa itu benar, itu sebabnya gadis itu melontarkan banyak pertanyaan terhadapnya soal Karen di masalalu mereka?

Danny sampai juga di Polda, ia segera menemui Letnan Heru.

"Apa yang terjadi?" tanya Danny, "kondisi MayJend Rizky semakin memburuk, pihak Kementrian Pertahanan menyerahkan penyelidikannya padaku, karena aku juga menangani kasusmu tempo hari!"
"Dan....!"
"Ada korban lain di Bandung!"
"Mantan rekanku juga, boleh ku tebak....apa itu Kolonel Aditya?"
"Ya!"

Danny mendesah panjang, "kemungkinannya mereka memang dendam pada kalian, tapi anehnya kenapa mereka tidak menculikmu tapi hanya menerormu?"
"Mungkin itu trik, atau peringatan untukku? Mungkin sebenarnya.....targetnya adalah aku!"
Letnan Heru terdiam, "dari penelusuran tim penyelidik yang di kerahkan di hampir setiap kota di negara ini. Kami menemukan sesuatu yang mungkin membuatmu tertarik!"
"Apa itu?"

"Ada sebuah laboratorium yang sudah lama tutup di Aceh, tapi sepertinya ada pergerakan lagi di sana tanpa ijin resmi. Tempat itu cukup sulit di jangkau karena berada di dataran tinggi dan terpencil. Belum ada yang menyelidiki terlalu dekat atau bahkan sampai masuk!"

Danny memandang pria beroangkat Letnan itu, "beberapa dari tim penyelidik malah tewas tertembak, dan yang selamat sekarang dalam pengamanan, itu artinya akses jalan ke tempat itu sangat di lindungi oleh sekelompok orang bersenjata!"
"Berarti kita sedang bermain dengan orang yang terlatih, mereka bukan sembarang orang. Itu maksudmu?"
"Kita akan menunggu perkembangannya saja!"
"Jika kita hanya menunggu, mungkin akan lebih banyak korban. Lalu bagaimana, serumnya sudah bisa di dapat?"
"Jika sudah ada, keadaan MayJend Rizky tidak akan memburuk!"

"Itu berita buruk!" keluh Danny.

*****

Sammy duduk di depan meja belajarnya, jendelanya di depannya masih belum ia tutup tirainya. Ia menatap keluar sana dan seperti melihat sesuatu. Lalu mendekatkan tubuhnya untuk memperjelas pandangannya. Seperti ada sebuah mobil yang berada tak jauh dari rumahnya, dan mobil itu memang berada di belakang mereka dalam perjalanan pulang tadi. Sepertinya mobil itu sengaja mengikuti mereka dan mengintai rumahnya. Ia memundurkan tubuhnya kembali, mematikan lampu belajarnya dan menutup tirai jendelanya.

Ia pergi untuk membuka pintu kamarnya sedikit, berjalan ke lemari pakaian. Mengambil kursi dan menaikinya, ia memungut sesuatu. Sebuah tas hitam panjang, ia meletakannya di lantai dan membuka tas itu. Ada sebuah senapan berburu di sana lengkap dengan amunisinya. Vincent menghadiahinya secara diam-diam tanpa sepengetahuan Karen. Karena mereka berdua juga memiliki hobi yang sama, yaitu berburu. Ia mengisi senapan itu dengan amunisi, menutup tasnya kembali dan menaruhnya di bawah ranjang. Lalu ia berbaring di ranjangnnya, menarik selimut untuk menutupi tubuh dan senapan yang ia letakan di sampingnya, tepat di tangannya. Jika ada bahaya, ia akan menggunakan benda itu tanpa ragu. Ia sengaja tak membiarkan matanya terpejam untuk berjaga-jaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun