Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [48]

27 Juli 2021   13:45 Diperbarui: 27 Juli 2021   13:49 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

  • GOT7 -- Magnetic
  • GOTCHA -- Make Sure Today
  • GOT7 -- Miracle
  • BTS -- Miss Right
  • Mc Kay -- Month of June
  • VERIVERY -- My Beauty
  • Jeong Sewoon -- Oh My Angel
  • Yoo Seonho -- One Blue Star
  • Junggigo -- Only U
  • Seulgi & Wendy -- Only You

MIN DONGSUN'S POV

"Mudah-mudahan noona tidak keberatan dengan tempat yang kupilih."

Jantungku sempat berdebar-debar ketika membawa Eunyul noona, tapi mendadak aku melihat matanya berbinar.

"Wah, planetarium! Aku suka sekali tempat ini!"

"Syukurlah kalau noona suka. Ayo kita masuk."

Sudah jam tujuh malam saat kami sampai ke planetarium dan aku bersyukur tidak terlalu banyak orang yang berkunjung malam ini. Kami memasuki planetarium, dan Eunyul noona-lah yang menarikku kesana-kemari dengan bersemangat. Aku tau dia cukup menyukai langit malam, tapi aku tak pernah tau dia jadi seantusias ini. Dia memastikan kami tidak melewati satu ruanganpun, dan dia bahkan membaca semua sejarah dan informasi tentang semua benda angkasa yang tertulis di bawah lukisan, di bawah contoh benda langit dan bahkan menonton juga di layar. Aku lebih banyak mengamati Eunyul noona daripada apa saja yang menurutnya menarik di sekitar kami, karena toh aku sudah hafal hampir semuanya yang ada disini meski aku kesini sekitar tujuh bulan yang lalu. Kami bahkan mengikuti pertunjukan tentang rasi bintang selama lima belas menit.

"Sebenarnya aku ingin sekali keluar kota... mungkin ke laut atau gunung, dimana tidak banyak cahaya dari kota, supaya kita bisa melihat langit malam dengan lebih jelas."

"Ayo kita kesana di liburan musim panas nanti."

"Wah benarkah? Ayo! Aku sudah senang sekali membayangkannya!" seru Eunyul noona sambil bertepuk tangan.

"Ayo noona, kita ke tempat yang pasti noona suka."

Aku menggandengnya menaiki lift dan sengaja tidak menjawab kemana aku akan membawanya, dan kami berhenti di lantai teratas. Langit cerah malam ini ketika kami melangkah keluar dari lift. Memang cuacanya masih sedikit dingin, tapi malam ini tidak bersalju.

"WAH TELESKOP!"

Aku tertawa melihat Eunyul noona yang bersemangat berlarian ke arah beberapa teleskop besar berdiri. Hanya ada sepasang orang di atap seperti kami malam ini, dan mereka memakai salah satu teleskop. Eunyul noona menghampiri teleskop yang di tengah dan dengan semangat mulai mengamat-amati bagaimana cara memakainya. Aku melepas syal yang kupakai dan memakaikannya ke lehernya, melapisi syal yang dipakainya.

"Ah terima kasih, Dongsun."

Aku tersenyum padanya yang menoleh padaku saat berterimakasih.

"Ah, ternyata begini cara memakainya. Biar kulihat... WAH! WAH WAH WAH! KEREN SEKALI! INI UNTUK PERTAMA KALINYA..."

Eunyul noona terus berbicara soal apa saja yang bisa dilihatnya dengan teleskop itu, dan aku yang (lagi-lagi) sudah tau apa saja yang bisa terlihat, tidak terlalu penasaran lagi. Aku hanya memperhatikan sosoknya yang bersemangat, yang ceria, yang hangat. Aku menggenggam benda yang sejak tadi sore kusimpan di dalam saku jaketku. Aku memang sudah merencanakan ini, tapi aku masih mencari kapankah waktu yang tepat aku bisa memberikan ini padanya. Tapi aku tak menyangka bahwa rasanya malam ini adalah saat yang tepat untuk melakukannya. Benar, aku tak perlu menunggu apapun lagi, tak ada lagi yang kuragukan.

"PLANET SATURNUS BAGUS SEKALI YA! WAH LIHAT CINCINNYA YANG SEPERTI ITU... TUNGGU, BULAN JUGA JELAS SEKALI DENGAN... Dongsun, kau mau lihat tidak? Dongsun? Dongsun?"

Aku tersenyum saja menunggu kapan dia akan sadar apa yang sedang kulakukan sekarang. Eunyul noona menoleh dan aku tau dia mencariku, tapi ketika sadar aku berlutut di sampingnya, dia tampak sangat terkejut.

"Dongsun, apa yang kau lakukan...?"

"Kira-kira apa yang kulakukan, noona?"

Aku mengangkat kotak cincin yang tadi kubeli sendirian diam-diam di mall, dan membuka tutup kotaknya.

It was

An especially cold winter day for me

A night that felt like

This year just forgot about me

But you stood before me coincidentally

Like a single ray of light

In my dark sky

Where no one came

You became a small star

And brightly shined for me

At the tip of the winter

I met you, who became my spring
Oh miracle

Oh miracle

It's such a miracle

After you came

My winters aren't so cold anymore

Because I have you
yeah

Who looks at me

(GOT7 -- Miracle)

"Noona, aku tau aku belum lulus kuliah. Aku tau aku bahkan baru mulai bekerja sampingan sekarang, aku tau aku masih jauh sekali dari standar seseorang yang harusnya bisa menikahimu dan kita bisa memiliki kehidupan yang layak, tapi..." aku menarik nafas panjang, "aku sudah mempertimbangkan ini matang-matang. Aku tidak bisa melihat noona bersama pria lain, aku juga tak berani mengambil resiko melepas noona bebas seperti ini... maksudku, bagaimana kalau ada pria lain yang mau mendekati noona? Benar aku baru saja menandatangani kontrak dengan agensi baruku, tapi aku bersedia memutus kontrak itu kalau mereka tidak mengizinkanku kencan... noona, aku tidak peduli pada apapun itu, aku hanya berharap noona mau menerima lamaran kecilku ini. Aku akan melamarmu dengan lebih baik kalau aku sudah punya penhasilan tetap nanti. Hwan Eunyul, maukah noona menjadi tunanganku?"

Aku pastilah gugup sekali karena aku mengatakan itu dengan sangat cepat. Aku berharap itu tidak mengurangi esensi betapa aku ingin malam ini terasa romantis untuk Eunyul noona. Memang benar aku mengkhawatirkan banyak hal termasuk kontrak yang baru kuteken tak sampai dua bulan yang lalu, tapi aku bisa berkompromi dengan itu. Tak ada yang bisa memenangkan perasaanku ingin membuat semua orang tau kalau Eunyul noona adalah milikku. Eunyul noona menutup mulutnya dengan telapak tangannya, aku tau dia tidak percaya pada apa yang baru saja terjadi, tapi perlahan, dia menganggukkan kepalanya. Aku senang sekali dan berdiri, lalu memakaikan cincinnya di jari manis Eunyul noona.

No one looked for my heart

The lights weren't turned on in my room

Only dust covered my dreams

But after I met you

They woke up

And became reality

You're a miracle

The moment you appeared before me

I still remember

The green stars that fell on my dark sky

You came to me and built up in my heart

Becoming a dazzling milky way

In my time that I used to walk alone

You held out your warm hands

You warmly embraced

My faded dreams

Making the flowers bloom

As if spring came to me

(GOT7 -- Miracle)

"Ah syukurlah pas ya ukurannya," aku tertawa gugup, lalu aku menatap mata Eunyul noona lekat, "Hwan Eunyul, saranghae."

"Nado... saranghae."

Aku memeluknya erat dan merasa jantungku akhirnya bisa berdebar dengan kecepatan normal juga. Rasanya hangat sekali memeluk Eunyul noona. Dan setiap saat, aku merasa perasaan itu semakin dalam, perasaan cintaku padanya. Dan aku bisa melihatnya di masa depanku. Melihatnya bangun di sampingku setiap pagi (ya, bukan melihat Donghyun lagi, aku sudah cukup melihatnya selama hampir 20 tahun terakhir), lalu kami memiliki keluarga kecil yang bahagia... aku merenggangkan pelukanku dan menatap wajah bahagianya. Dia terus tersenyum tapi matanya berkaca-kaca. Apakah aku membuatnya tersentuh? Aku mengelus pipinya dan membawa wajahnya mendekati wajahku... dan aku mencium bibirnya. Aku tak peduli dimana kami saat ini, aku hanya merasa dunia ini milik kami berdua. Aku menciuminya perlahan... menikmati setiap saat yang kuhabiskan bersamanya... dan perasaanku terasa jauh lebih baik karena Eunyul noona balas menciumku. Aku menariknya mendekat pada pinggangnya, aku menciuminya lebih dalam lagi... dan betapa bahagianya aku, diapun membalas ciumanku dengan lebih bersemangat, dan ketika dia mengeratkan kedua lengannya melingkari leherku...

At the tip of the winter

I met you, who became my spring
Oh miracle

Oh miracle

It's such a miracle

After you came

My winters aren't so cold anymore

Because I have you
yeah

Who looks at me

Baby without you
my everything

I can't even imagine, my everything
Oh

You're all of my dream now

Please walk with me, with me even at the end

It's not my dream but our dream
share this dream with me

Forever share this dream with me

I want to share this with you

Even in the cold winter, even in the spring
Please stay right by my side

(GOT7 -- Miracle)

"Tunggu. Suara apa itu?"

Sebuah suara yang rasanya kukenal, menyadarkan kami dari ciuman kami. Tidak, aku yakin tidak mungkin ada Donghyun disini, tapi itu suara yang sering dikeluarkan oleh Donghyun kalau dia...

"Noona, apakah kau lapar?"

"Ah ya... kurasa aku lapar..."

"Tapi kan noona sudah makan tadi."

"Ya, kita kan tadi makan jam dua..."

"Kurasa setelah ini kita pulang jalan kaki ya," ujarku sambil tertawa, "aku bisa bangkrut nih untuk traktir noona malam ini. Lagian sebagian uangnya sudah kupakai untuk membeli cincin itu."

"YA! KAU MAU MATI YA, MIN DONGSUN?"

Aku tertawa dan berlari secepat kilat menuju lift dan begitu pintunya terbuka, aku baru saja akan masuk, tapi ada orang yang keluar dari dalam lift itu dan memandangiku DAN juga Eunyul noona yang tinjunya membeku di udara saat dia akan memukuliku. Kami hanya bisa menertawakan kekonyolan kami sendiri. Akhirnya... aku melalui hari yang menyenangkan.

At the tip of the winter

I met you, who became my spring
Oh miracle

Oh miracle

It's such a miracle

After you came

My winters aren't so cold anymore

Because I have you
yeah

Who looks at me

(GOT7 -- Miracle)

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun