Aku hanya menuruti Bojin dan kembali ke kantorku. Tak lama kemudian, Bojin datang membawa teh hangat dan Hyoeun-ssi, ptissier yang bekerja di Million Stars sejak kami buka hingga sekarang, masuk ke kantor bersamanya.
"Kapan terakhir kali bahan makanan kita masuk?" tanyaku pada Hyoeun-ssi.
"Tiga hari yang lalu dan aku yang menerimanya," jawab Hyoeun-ssi dengan wajah khawatir.
"Apakah ada sesuatu yang aneh Ketika kamu menerimanya?"
"Tidak ada, sajangnim. Aku yakin sekali bahannya baik-baik saja seperti biasanya."
"Aku juga jadi bingung sekali, tidak tau bagaimana bisa jadi seperti ini. Ini kasus yang pertama kali terjadi disini."
"Kurasa begini saja noona," usul Bojin, "kita sebaiknya memeriksa stok dan segalanya dulu sekarang. Dan kita juga berharap supaya mereka tidak sakit. Karena kalau iya... akan panjang sekali ceritanya nanti."
"Usul yang baik. Ayo."
Kami segera ke gudang penyimpanan stok dan memeriksa semua bahan makanan kami. Tapi tidak mudah mencari tepung mana yang bermasalah, barang kami banyak sekali.
"Aku akan menelepon Yoonjoon ahjussi dan menanyakan padanya tentang ini," putusku, "aku percaya dia tidak akan mengirimkan tepung yang tidak baik pada kita, tapi... aku tetap ingin tau."
Aku harus tau akar permasalahan ini. Aku memiliki perasaan kami tidak bersalah, meskipun memang benar kue tadi bermasalah. Tapi jika memang ini tadinya bukan salah kami, bagaimana semua ini bisa terjadi? Mendadak banyak sekali hal yang kupikirkan: Chungdae, lalu Million Stars. Tidak bisakah hidupku lebih tenang?