"Bagus kalau kau disini. Coba kau cicipi kue ini dan kau akan tau apa yang baru saja kami makan!"
Aku mengambil piring berisi kue blackforest di meja itu, tapi Bojin mengambilnya dari tanganku.
"Biar aku saja," putus Bojin yang langsung mencicipi sepotong kecil kue itu.
Wajahnya terlihat berkerut dan dia jelas berpikir sangat keras ketika mengunyah potongan kue itu. Mendadak dia memandangiku dan aku yakin apa yang gadis muda itu katakan pasti benar.
"Maafkan saya. Kami sebenarnya yakin kami tidak akan menggunakan bahan yang tidak baik di caf kami..."
"Apapun yang kau katakan untuk membela caf-mu, kue ini sudah jelas tidak layak jual!"
Aku juga heran, apa yang terjadi ini? Aku selalu membeli bahan dari tempat langgananku yang tidak mungkin memberikan produk yang jelek pada kami. Tapi daripada memikirkan akar permasalahannya, lebih baik aku menenangkan gadis ini dulu.
"Saya minta maaf sekali lagi. Kami akan berhati-hati lain kali. Untuk pesanan Anda hari ini, semuanya akan kami gratiskan," putusku cepat.
"Berharaplah tidak ada di antara kami yang sakit, atau kami akan menuntutmu!" seru si gadis, masih sangat marah, "ayo kita pergi!"
Dia dan teman-temannya meninggalkan caf. Aku merasakan Bojin menepuk punggungku perlahan dan menyadarkanku dari keterkejutanku.
"Noona, tunggulah di atas."