"Kurasa kalian salah orang," hardik Valene, berusaha memantapkan suaranya yang bergetar.
"Sudahlah. Kami bisa membayarmu lebih."
"Kurasa kau gugup karena kau masih perawan kan?" tanya salah seorang pria setelah menenggak bir.
"Coba saja telepon pihak bar kalau tidak percaya!" tantang Valene.
"Kau benar-benar menarik."
Pria yang mengunci Valene sudah mulai menciumi wajah Valene. Valene berteriak keras dan menyodok kemaluan pria itu dengan lututnya.
"BRENGSEK!"
Si pria terguling ke lantai dan Valene mengambil kesempatan ini untuk berlari ke arah pintu sambil salah satu tangannya menekan angka 9 di ponselnya, yang langsung mengarah ke nomor ponsel Yoonsung. Tapi sambungan telepon terputus bahkan sebelum ada satu kalipun bunyi nada tunggu. Valene melirik sinyal di ponselnya, dan rupanya ruangan tertutup itu membuat sinyalnya mati. Valene berusaha membuka pintu, tapi pintunya terkunci. Dengan sia-sia, Valene mencoba mendobrak pintu itu tapi lengannya malah sakit.
"Kau tidak bisa keluar," ujar salah satu pria sambil memamerkan kunci yang dipegangnya.
Valene menempelkan punggungnya pada pintu, berusaha menahan air matanya. Ruangan ini kedap suara dan Yoonsung sangat jauh, bagaimana mungkin ada orang yang bisa menyelamatkannya? Seorang pria merebut ponsel dari tangan Valene dan  melemparkannya ke seberang ruangan.
"Salah tempat atau tidak, kau muncul di waktu dan tempat yang salah," ucapnya sambil tertawa licik.