Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.
Song list:
- IOI -- Downpour
- WANNA ONE -- Home
- WANNA ONE -- I.P.U Confession Version
- Henry -- It's You
- NU'EST -- Love Without Love
- YookSungjae -- Loving You Again
- DGNA -- Lucky Man
- Yoo Seonho -- Maybe Spring
- STRAY KIDS -- Neverending Story
- Eric Nam & CHEEZE -- Perhaps Love
MIN DONGHYUN'S POV
"Aku pulang."
"Donghyun-ah, kau pulang sendiri?" tanya eomma, suaranya terdengar dari dapur.
"Ya eomma, hyong ada kegiatan lain dan masih di sekolah," jawabku sambil mendatanginya dan melihat ke sekitar, "miss Baek sudah pulang?"
"Eomma kira dia akan pulang denganmu. Tapi mungkin dia mampir ke tempat lain."
Aku melihat jam yang masih menunjukkan jam empat sore. Ah, aku tau dimana kemungkinan dia berada sekarang.
"Eomma, aku akan keluar sebentar."
"Ya, jangan pulang terlalu malam!"
Aku menyambar buku di meja belajarku dan berlari keluar. Seminggu belakangan ketika aku tak ada kegiatan club dan miss Baek tidak pulang bersamaku, aku pura-pura menyetujuinya, tapi hanya untuk menguntitnya. Awalnya aku hanya ingin tau apakah masih cukup aman baginya untuk keluar sendiri, namun akhirnya aku tau dimana dia suka bersantai kalau tidak langsung pulang. Aku memandangi coffee shop di seberang jalan. Aku yakin dia disana sedang membaca buku sambil bersantai. Ini kesempatan yang baik buatku.Aku melangkah mendekat dan bisa melihat miss Baek duduk di meja tak jauh dari pintu masuk.
"Selamat datang. Anda sendirian?"
Seorang pelayan wanita menghampiriku.
"Ah ya, aku hanya ingin take away."
Dia mengantarku ke counter untuk memesan minuman.
"Min Donghyun?"
Inilah yang kutunggu.
"Miss Baek, apa yang kau lakukan disini?" tanyaku pura-pura terkejut.
"Aku sedang membaca buku sebentar sambil minum kopi. Aku tak tau kau suka kesini juga."
"Aku tadinya ingin ke rumah Chinye untuk mengerjakan tugas, tapi dia belum pulang."
"Oh tugas apa?"
"Tugasmu, miss."
Dia tertawa dan aku mengambil minumanku dan bergabung dengannya.
"Apakah aku boleh langsung mengerjakannya dengan dibantu gurunya saja?"
Dia tertawa lagi. Aku suka melihatnya ceria begini.
"Baiklah, kita kerjakan di dalam, suasananya lebih tenang."
Kami akhirnya pindah ke meja di area lebih dalam. Area ini diisi banyak buku di dalam rak dan pemandangan indah taman di samping coffee shop juga bisa dinikmati dari balik pintu geser kaca yang besar. Meja-meja disini agak kecil dan bulat, banyak sofa bulat kecil yang empuk di sekelilingnya.
"Wow aku tak tau ada tempat seperti ini disini."
Miss Baek mengambil sofa berwarna hijau dan meletakkannya di meja pojokan.
"Aku bisa duduk berjam-jam disini," jelasnya, tampak senang.
Aku mengambil sofa ungu dan meletakkannya di sampingnya, lalu mengeluarkan buku dan alat tulis.
"Ini buku baru yang kupilih untuk tugas kita."
"Jika ada kata yang tidak kau mengerti, langsung tanya saja."
Rasanya yang kulakukan dengan miss Baek sekarang seperti kencan. Kami sama-sama minum minuman favorit kami, dan kami membaca buku bersama. Di saat ini, aku berharap aku legal untuk mendampinginya. Miss Baek sungguh tipe idealku. Ceria, cerdas, dan dia bisa menunjukkan sisi keibuannya ketika diperlukan, tapi di sisi lain dia berperilaku seperti anak remaja, terkadang aku salah menyangka dia adalah temanku. Sebuah paket komplit yang tidak bisa kutemukan dimanapun. Ah, aku mendadak punya ide. Aku mengambil ponselku. Aku harus mengabadikan saat ini. Kudekatkan perlahan wajahku ke pipinya dan kukecup lembut.
"DONGHYUN!"
Miss Baek menoleh dan aku memotret sekali lagi. Aku suka wangi parfumnya hari ini yang berbau vanilla.
"Apa yang kau lakukan?"
"I'm sorry miss. I just can't control myself. You look really cute."
Aku tertawa saat dia mematung dan pipinya bersemu merah.
"See? You look cute," kutunjukkan dua hasil fotoku.
Foto yang pertama adalah ketika aku mengecup pipinya dan yang kedua ketika dia terkejut.
"I'll use it as my wallpaper."
"No, you shouldn't," ujarnya sengit, "give it to me."
Dia berusaha mengambil ponselku dan kuangkat ponselku tinggi-tinggi.
"Try to get it from me if you can."
Dia tampak kesal dan terus berusaha mengambil ponselku yang kupegang bergantian di tangan kanan dan kiri. Aku tertawa senang. Ternyata menjahilinya juga terasa menyenangkan.
"Donghyun-ah I will..."
Belum selesai miss Baek berbicara, ketika dia duduk, sepertinya dia lupa sofa ini tidak ada sandarannya, jadi tubuhnya tidak seimbang dan perlahan jatuh ke belakang dan dengan tanganku yang bebas, kutahan pinggangnya.
"Nyaris saja miss."
Dia mengerjapkan matanya terkejut tapi tidak berkata apa-apa. Dia tampak sangat menggemaskan saat itu.
"Miss, do you allow me to call you noona?"
Sepertinya dia benar-benar terkejut dan hanya bertukar pandang denganku. Aku sudah berusaha sangat keras untuk menahan keinginanku, tapi aku tak bisa lagi. Perlahan kudekatkan wajahku ke wajahnya dan kukecup bibir merahnya.
Baby I'm falling head over heels
Looking for ways to let you know just how I feel
I wish I was holding you by my side
I wouldn't change a thing 'cause finally it's real
I'm trying to hold back, you oughta know that
You're the one that's on my mind
Falling too fast deeply in love
Finding the magic in the colors of you
You're the right time at the right moment
You're the sunlight, keeps my heart going
Oh, know when I'm with you, I can't keep myself from falling
Right time at the right moment
It's you
You, it's you
You, it's you
Every night in my bed, I'm dreaming
That it's you in my arms, I'm holding
Girl all I want is you
(Henry -- It's You)
***
Tidak. Aku tidak bisa berpikir. Aku tidak bisa menahan diriku sendiri. Perlahan, aku membalas ciuman Donghyun yang begitu lembut. Aku bisa merasakan perasaannya mengalir lewat ciumannya, seolah dia tak akan menyakitiku. Aku bisa merasakan tangannya yang kuat menahan pinggangku, aku juga bisa mencium bau tubuhnya yang segar seperti bau hujan yang menerpa tumbuhan. Aku menyukainya. Aku menyukai Min Donghyun. Entah berapa lama ciuman itu terjadi, aku tak tau, ketika aku mundur perlahan dan dia tersenyum, terlihat sangat tampan dalam jarak sedekat ini.
"Noona-ku."
Aku mendorong dadanya perlahan, "jangan sampai ada yang dengar."
"Aku akan berhati-hati."
Aku buru-buru menegakkan tubuhku kembali, merapikan rambutku dan berdeham.
"Sepertinya hari sudah semakin gelap."
"Aku tak ingin pulang. Aku hanya ingin bersama noona."
"Kan kita akan pulang bersama," jawabku sambil tertawa ringan.
"Oh iya juga, ayo."
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI