Mohon tunggu...
waliyulhamdi
waliyulhamdi Mohon Tunggu... web developer berbasis CMS Open Source -

pencerita, penikmat buku dan ... atau apalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nice dan Mesin Ketik Pak Misbah

11 Februari 2016   10:38 Diperbarui: 11 Februari 2016   11:10 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Untung saja sy sudah selesai memperbaikinya, tolong bawanya hati-hati karena ini mesin ketik legend milik seorang pak misbah." Nampak ada sedikit kebanggaan saat nice menyebut nama pak misbah.

"Terima kasih telah mengingatkan sy untuk berhati-hati." Si pembawa surat langsung pamit namun tiba-tiba dia berhenti berjalan dan berbalik kemudian dia berkata "oh iya, hampir sy lupa. Pak misbah berpesan padaku untuk mengingatkanmu untuk datang besok siang di rumahnya"

Nice tersenyum lalu menjawab singkat "iya"

Si pembawa surat itu pun berlalu dan nice masuk kembali ke rumahnya.

Keesokan harinya saat matahari tepat berada di atas kepala terlihat nice berjalan menuju rumah pak misbah. Setelah berada di depan pintu rumah pak misbah, nice langsung mengetuk dengan irama yang terdengar khas. Karena pada ketukan pertama tak ada jawaban nice kembali mengetuk kini diiringi dengan ucapan salam, namun ternyata sama saja tak ada jawaban.

Ketika hendak mengetuk untuk yang ketiga kalinya seseorang menegurnya "Nice ... Tak usah kau mengetuk lagi. Pak misbah sudah tidak ada."

Nice berbalik memperhatikan orang yang menegurnya, ternyata pak sofyan. Nice sebenarnya tak begitu suka dengan pak sofyan, di mata nice pak sofyan adalah salah satu dari sekian banyak orang yang sangat suka berbangga-bangga diri di depan pak misbah yang mereka anggap sebagai orang tua tak berguna. Dengan sedikit memaksakan diri, nice bertanya "sy ada janji bertemu pak misbah hari ini, memangnya pak misbah ke mana ?"

Pak sofyan menggelengkan kepalanya lalu dia berkata "sy tau kau sangat dekat dengan pak misbah namun kenyataan ini harus kau terima dengan sabar. Tadi pagi saat istriku hendak ke pasar dia melihat pak misbah duduk di dipan dengan gaya khas seolah sedang bermeditasi. Istriku memberinya salam namun tak dibalas, sampai 3 kali istriku mengucapkan salam namun pak misbah tetap tak membalas dan dia tetap diam. Terbersit dalam hati istriku sepertinya pak misbah ada masalah yang cukup berat karena itulah istriku mencoba mendekatinya dan betapa kangetnya istriku, wajah pak misbah terlihat sudah seputih kertas seperti tak ada lagi aliran darah di wajahnya dan dadanya tak lagi bergerak turun naik. Saat istriku menyadari kalau pak misbah sudah tak bernyawa lagi spotan dia berteriak meminta tolong ..."

Nice tersentak dan dia langsung memotong cerita pak sofyan "maksudnya pak misbah meninggal ?"

Pak sofyan mengangguk.

"Bohong ! Bohong ! Pasti pak sofyan berbohong ! Sy tau bapak sangat tidak menyukai pak misbah tapi bapak jangan mempermainkan sy dengan mengarang-ngaramg cerita seperti itu, bagiku itu sudah keterlaluan pak !"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun