Mohon tunggu...
waliyulhamdi
waliyulhamdi Mohon Tunggu... web developer berbasis CMS Open Source -

pencerita, penikmat buku dan ... atau apalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nice dan Mesin Ketik Pak Misbah

11 Februari 2016   10:38 Diperbarui: 11 Februari 2016   11:10 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak misbah ikut meneguk kopinya lalu dia berkata "buku itu memang menarik namun sayang sekali kurang orang yang tertarik meluangkan waktu untuk membaca buku setebal itu ditambah lagi novel di mata sebahagian orang-orang saat ini adalah bacaan kelas dua yang hanya dibaca saat tak ada lagi bacaan yang layak untuk dibaca."

Pak misbah terdiam sejenak lalu dia menoleh melihat nice yang sedang berusaha merapikan rambutnya. "Nice ... kamu tak usah kecewa, tiga hari ke depan kembalilah ke sini. Kemungkinan besar buku itu sudah ada di sini dan kau sudah bisa membacanya" setelah menyelesaikan ucapannya pak misbah meneguk sisa kopinya lalu dia kembali berbicara "ah ... Kopi buatanmu memang enak" kalimat menggoda ini dia lontarkan sambil melirik dan tersenyum pada nice.

"Ala ... Bapak bisa saja, bilang saja kalau besok atau nanti malam bapak mau lagi dibuatkan kopi" nice membalas perkataan pak misbah dengan spontan dan dia pun menghabiskan sisa kopinya. Keakraban jujur nice inilah yang pak misbah senangi sementara nice sangat menyenangi sikap pak misbah yang meski sangat pantas untuk dia memanggil kakek pada pak misbah namun pak misbah selalu berupaya menjadi teman sebaya dengan dirinya, sikap inilah yang meluluhkan hati nice dan menyadarkan nice untuk selalu menghargai batasan kesopanan dalam keakrabannya dengan pak misbah.

"Nica, sy mau istirahat. Tolong kalau kau mau pulang, gelas-gelas ini kau bawa masuk dan kalau masih sempat sekalian kau cuci"

"Hehehe ... Seperti biasa, oke lah pak. Oh iya pak, sepertinya mesin ketik bapak rusak. Kalau bapak izinkan, sy mau mencoba memperbaikinya."
Pak misbah memperhatikan tasnya yang teringgok diatas dipan, ternyata mesin ketik tuanya tersembul keluar dan bagian yang patah terlihat jelas.

"Kalau kau berkenan, bawalah dan cobalah memperbaikinya."

"Asyik ... Ini suatu kebanggaan, memperbaiki senjata milik seorang legend"

"Hahahahaha ... Kau jangan berbicara bodoh seperti itu. Kalau kau memang kurang kerjaan, di dapur masih banyak piring serta gelas kotor dan ada setumpuk pakaian kotorku, tolong kau cuci semua itu"

"What the fuck !!!" Mata nice melotot tajam pada pak misbah.
Melihat ekspresi nice pak misbah tertawa, dia pun melambaikan tangan seperti menepis ekspresi bodoh yang diperlihatkan nice lalu pak misbah berjalan meninggalkan nice dan masuk ke dalam rumah. Nice pun dengan sigap membereskan gelas-gelas dan membawanya ke dapur.

 

2 hari kemudian seseorang datang ke rumah nice dan membawa surat untuk nice. Dalam surat itu pak misbah meminta nice menyerahkan mesin ketiknya ke si pembawa surat. Setelah mengamati baik-baik surat itu dan yakin kalau itu memang surat asli dari pak misbah nice pun berjalan masuk mengambil mesin ketik pak misbah dan menyerahkannya kepada si pembawa surat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun