Mohon tunggu...
Sunan Doro
Sunan Doro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Linux Lover

Linux Defender, Android Supporter, Coffee Lover

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

#017 Bulan Sabit di Ufuk Republik

18 Agustus 2014   17:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:14 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.ytimg.com/vi/qlaARy5zIZI/maxresdefault.jpg

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="https://i.ytimg.com/vi/qlaARy5zIZI/maxresdefault.jpg"][/caption]

#016

Anisa melaporkan kejadian di tol jagorawi pada Rusli, agar menjadi catatan. Penyerangan pada Anisa lebih layak disebut isyarat kepada Liga Bayangan. Rusli setuju dengan kesimpulan Anisa.

Menindak lanjuti pertemuan Cisarua, Anisa mulai menghubungi saintis muda asal Maldives. Mengundang mereka untuk membahas produksi Exilium. Tiga minggu kemudian, Anisa mengirim beberapa desain pilihan yang memungkinkan untuk diproduksi.

Informasi terbaru mengabarkan, mereka tidak mungkin mendapatkan vibranium, sehingga logam super akan diproduksi beruba hasil fusi antara tungsten dan plutonium. Biaya terbesar dipergunakan untuk membiayai pembuatan alat-alat bantu peleburan exilium. Meskipun bisa menggunakan robot untuk mendekati kawah Nyirangongo, namun tidak ada material robot yang bisa bertahan pada suhu 1100 derajat celcius. Problematika lain, suhu ideal 2020 derajat celsius tidak akan didapat, menurut data pindai satelit, suhu yang dapat dicapai hanya 1870 derajat celcius.

Hasil akhir akan berupa serpihan-serpihan logam tidak beraturan setebal 2 mm, tidak ada cara untuk menempa logam tersebut menjadi bentuk yang dikehendaki, ukuran logam berkisar pada 2.7x4 cm, lebih dari itu tidak memungkinkan.

Anisa berpikir keras, mengerahkan segala kemampuan untuk memikirkan desain dan proses produksi terbaik dari material yang bisa didapat. Ide Anisa adalah membuat semacam “Jaket” pelindung personal. Selama ini seluruh anggota elit liga bayangan mendapatkan “rompi” berbahan kevlar. Kevlar merupakan bahan fleksibel paling kuat saat ini, mampu menahan peluru mesiu, meskipun tidak 100% aman, kevlar juga dipergunakan sebagai pembungkus kabel bawah laut agar tidak putus digigit hiu. Akan tetapi kevlar terbukti tidak mampu menahan sinar laser. Selain daripada itu, cukup banyak senjata tajam lebih tajam dari gigi ikan hiu sejak dahulu kala. Pedang Salahuddin al-Ayubi, Excalibur milik King Arthur, Samurai Kusanagi dan Pedang Ganesha dikenal lebih tajam dari gigi hiu, dengan kekuatan besar diyakini pedang-pedang tsb akan mampu memotong daging manusia yang dilindungi kevlar.

Bahan dasar jaket akan tetap menggunakan kevlar. Dengan asumsi akan memperoleh Exilium, Anisa berpikir melapisi jaket kevlar dengan Exilium. Namun exilium sangat keras, tidak ada cara untuk menempa. Merangkai kepingan exilium berukuran 27x40x2 mm akan sangat rumit, selain amat sulit menemukan model rangkaian.

47 hari Anisa berkutat dengan literatur dan komputer 3d design, menemukan desain terbaik yang bisa diwujudkan dengan material yang tersedia di muka bumi. Hasil akhir desain memutuskan, dua lembar kevlar, satu lapis spider silk sebagai isolator membatasi exilium, kevlar dan kulit tubuh, ini akan membuat jaket mampu menahan panas atau api, sebagai perekat dipilih Araldite Dragonfoce Plaxon. Jaket akan meindungi nyaris seluruh tubuh, kepingan lain menutup lengan atas, lengan bawah, paha atas dan paha bawah.

Seluruh sendi akan tetap terbuka sehingga tidak mengganggu gerakan, leher dan tengkuk juga tidak tertutup, ini akan menjadi titik lemah. Opsi pelindung kepala ada pada tudung jaket dengan bahan sama, sementara untuk bagian muka hanya bisa menutup kening.

Anisa mengirim desain kepada Rusli, mendiskusikan segala aspek dan kemungkinan, Rusli memberikan persetujuan. Permasalahan lain, kemungkinan tidak cukup material untuk membuat 5 jaket, maksimal mereka akan mampu memproduksi 3 jaket. Persoalan yang harus dihadapi bukan uang, melainkan keterbatasan material, terutama produksi Exilium.

Persetujuan dan opsi desain dikirim ke Maldives, tembusan ke Negeri Belanda. Mereka membutuhkan waktu 97 hari untuk mobilisasi dan produksi, 19 hari untuk pengiriman dari Kongo ke Jakarta. Mereka membutuhkan cara khusus untuk mengirim exilium, karena material ini tidak dikenal umum. Hanya dengan memanfaatkan jalur laboratorium penelitian material tersebut bisa ditransport.

Lega rasa hati Anisa, masalah jaket perlindung personal bisa dianggap selesai. Tinggal menunggu seluruh material datang, dan Ia akan merakit sendiri. Kevlar dipesan dari Produsen di Swedia, Spider Silk dari Tunisia, perekat Araldite Dragonforce Plaxon dari China. Exilium sebagai bahan utama akan dikirim dari Kongo ke Belanda dan dari Belanda ke Jakarta.

Rancang bangun yang ingin diwujudkan Anisa untuk meningkatkan daya guna seluruh kemampuan anggota elit dewan liga bayangan adalah “sepatu luncur” yang Ia namakan Sanix. Kitab liga bayangan disusun oleh Tumenggung Surodiro diperbaharui oleh Panji Semeru. Pengetahuan manusia-manusia linuwih pada masa lalu, terbatas pada pengembangan dan membangkitkan tenaga cadangan dalam tubuh manusia, melalui laku-laku tertentu.

Ketika teknologi semakin maju, batas maksimal membangkitkan tenaga dalam tidak dapat diukur, sepenuhnya tergantung kondisi masing-masing. Faktor utama adalah bakat. Tanpa bakat yang baik, tidak mungkin mencapai tataran yang diharapkan. Pada masa lalu, kemampuan yang bisa dicapai anggota elit dewan liga bayangan, mencukupi untuk menjawab tantangan. Akan tetapi ketika senjata pembunuh manusia semakin canggih dan mematikan, seluruh kemampuan tersebut tidak lagi mencukupi. Pada masa kolonial, senjata paling mematikan adalah peluru mesiu. Senapan mesin kini semakin kecil, sehingga sudah lazim menjadi senjata personal. Ilmu kebal bisa bertahan terhadap senjata tajam dan mesiu, namun sangat diragukan untuk mampu bertahan menghadapi serangan senapan mesin.

Laser Rifle atau senapan laser, sedang dalam pengembangan, diyakini tidak lama lagi senapan dan pistol laser akan menggantikan pistol mesiu. Kecepatan peluru mesiu pada saat ini bervariasi antara 180 m – 1500 m per detik. Kecepatan peluru senjata genggam berada pada kisaran 276 m/detik. Kemampuan gerak yang bisa dicapai dengan laku-laku kuno, hampir tidak mungkin lagi untuk menghindari peluru masa kini pada jarak tertentu.

Sementara LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) memiliki kecepatan sama dengan kecepatan cahaya, pada kisaran 300.000 km/detik. Dalam hal kekuatan, laser berkekuatan 100kW mampu melubangi baja setebal 5 mm pada satu titik dalam waktu 1 detik. Northrop Grumman Corporation di Amerika Serikat mengembangkan laser sebagai senjata serang personal.

Menurut perhitungan Anisa, Ia mampu bergerak pada kisaran 306 m/detik, masih cukup untuk menghindari peluru dalam jarak sekitar 200 m, namun dalam jarak lebih dekat, misal 100 m, hampir muskil menghindari terjangan peluru. Karena itu, Anisa merancang sebuah alat bantu berupa sepatu yang mampu memanfaatkan oksigen untuk menciptakan daya dorong tambahan.

Sebuah propulsi jet mini berhasil diciptakan oleh Prof Takeshi, seorang guru besar asal Jepang yang bekerja pada perusahaan Toshiba. Takeshi dipecat karena diketahui menjual rancang bangun desain propulsi kapal selam tanpa suara. Takeshi kini bekerja sebagai desainer lepas Main Board komputer mini. Dari Prof Takeshi ini, Anisa mendapatkan rancang bangun propulsi jet mini dengan ukuran 1.6x4x3.7 cm.

Tantangan utama selanjutnya menemukan sumber tenaga untuk propulsi ini. Anisa dikenalkan seseorang asal Afrika Selatan berdarah Yahudi yang menemukan tiruan cell biologis belut listrik dinamakan VEER (Virtual Electrical Eel Reactor). Pembangkit biologis ini mampu menghasilkan listrik berkekuatan 10,5 V dengan total daya sekali hentak sebesar 600 watt. Lebih dari cukup untuk menjadi sumber tenaga propulsi mini buatan Prof Takeshi.

Saat ini, VEER sedang dikembangkan untuk dimanfaatkan menjadi pengganti battery smart phone. Yang sangat mengejutkan buat Anisa, satu set VEER pernah diproduksi dan dipesan oleh Jutawan Indonesia. Pemasok tidak dapat memberitahukan siapa pembeli asal Indonesia tersebut, karena pembelian dilakukan oleh perantara asal Singapura.

Tanpa menunggu lebih lama, Anisa melakukan pemesanan semua barang yang dibutuhkan untuk mewujudkan impian tentang Sanix. Ia memesan sepatu khusus berbahan kevlar pada produsen sepatu Nike, untuk sol sepatu dipesan berbahan campuran latex dan serat fiber berbalut rock wool sebagai isolator. Sebagai 3d engineering designer, sangat mudah bagi Anisa untuk memesan semua material karena Ia mengirimkan desain secara detail, sehingga produsen lebih cepat memproduksi.

Desain sanix, berbahan dasar rajutan benang kevlar, teknologi rajut menjadikan sepatu sanix sangat ringan, beserta sol fiber-latex seluruh bobot sebuah sepatu hanya 294 gram. Dengan menempatkan VEER unit untuk menggerakkan “kasuga” ( propulsi jet mini ciptaan Prof Takeshi) seluruh bobot sepatu menjadi 327 gram.

VEER memanfaatkan protein yang diserap melalui pori-pori kulit untuk melakukan pengisian ulang daya, sementara kasuga menyerap oksigen melalui pori-pori untuk diubah menjadi gas, semburan oksigen dimanfaatkan untuk menciptakan daya dorong. Kasuga mampu mendorong benda seberat 72 kg mencapai kecepatan 2700 m/detik.

Pelindung personal ciptaan Anisa diberi nama Mald-Exijack sebagai penghormatan kepada Negara Penemu, Maldives. Satu set pelingdung lengan (atas dan bawah), kaki (paha dan betis) dinamakan Riga. R1-1 melindungi lengan atas kanan, R1-2 melindungi lengan bawah kanan, R2-1 melindungi lengan atas kiri, R2-2 melindungi lengan kiri bawah, R3-1 melindungi paha kanan, R3-2 melindungi betis kanan, R4-1 melindungi paha kiri dan R4-2 melindungi betis kiri.

Sebagai pengendali luncuran, Anisa harus melakukan latihan khusus. Nugroho dan Rusli membantu Anisa menciptakan gerak khusus sebagai antisipasi pengendali luncuran tubuh saat sanix diaktifkan. Selain itu, Anisa menempatkan satu set kasuga pada R1-2 dan R2-2, fungsi utama kasuga pada Riga untuk mengendalikan kecepatan luncur bila dibutuhkan.

Oleh sang penemu, keping-keping exilium dinamakan EP-274 (Exilium Piece 274). Nama ini diambil dari ukuran maksimal yang bisa dicapai 2.7x4 cm. Demikian kesibukan dewan elit liga bayangan, mereka berlatih secara khusus sebagai antisipasi diciptakannya alat bantu baru Mald-Exijack dan Riga.

“Karena hanya 3 yang bisa diproduksi, biarlah saya tidak perlu mengenakan Mald-Exijack” Rusli menyampaikan pendapat pada suatu sore, setelah berlatih bersama Nugroho dan Anisa. “Kangmas merupakan aset besar bagi liga, sudah patut untuk dilindungi secara proper. Sementara Jeng Anisa sebagai anggota paling muda memiliki masa depan panjang. Kalian berdua layak mendapatkan prioritas mengenakan Mald-Exijack” Kata Nugroho. “Bagaimana dengan Mas Nug, Farid dan mas Budi ?” tanya Anisa dengan wajah khawatir. Bagaimanapun Ia merasa bersalah tidak mampu memenuhi kebutuhan seluruh anggota dewan.

“Kami akan melakukan undian” Ujar Nugroho seraya tertawa lebar. Setelah berkomunikasi melalui telpon seluler, dicapai kesepakatan tiga orang pertama yang akan mengenakan Mald-Exijack adalah Rusli, Nugroho dan Anisa. Penentuan ini sangat penting, karena menyangkut desain dan ukuran tubuh pemakai. Mald-Exijack didesain oleh Anisa harus tepat melekat pada tubuh masing-masing. “Kita harus melakukan diet ketat sejak Mald-Exijack selesai, kalo sampai bertambah gemuk akan kesulitan memakainya” Anisa berkata sambil tersenyum simpul. Nugroho dan Rusli tertawa terbahak-bahak.

Sambil menunggu seluruh material yang dipesan selesai, mereka berlatih keras menempa diri dengan ilmu meringankan tubuh. Terutama Anisa, Nugroho dan Rusli, gerakan khusus diciptakan mengacu pada kitab induk liga bayangan. Farid dan Budi sesekali ikut bergabung untuk mendalami gerakan-gerakan baru. Secara keseluruhan pemakai Mald-Exijack dan Riga akan bertambah bobot badan seberat 3.4 kg. Faktor ini harus pula dipertimbangkan, sementara sanix hanya seberat 307 gram per buah, lebih ringan dari sepatu kulit pada umumnya.

Untuk Farid dan Budi, Anisa membuat desain jaket khusus, setara dengan Mald-Exijack namun menggunakan titanium menggantikan exilium. Untuk Sanix tidak ada kesulitan, mereka bisa memproduksi lima pasang. Anisa juga menyampaikan informasi terjadinya pemesanan VEER oleh seseorang di Indonesia. Sehingga bukan mustahil beberapa pihak memiliki alat serupa sebagaimana sanix. Indonesia dikenal memiliki individu-individu kreatif dan cerdas, meskipun mereka tidak menonjol.

Anisa mengetahui keberadaan kakak beradik di salatiga yang memiliki kemampuan 3d engineering design sangat mengagumkan, mereka belajar secara otodidak. Produk mereka tidak diakomodir oleh perusahaan Nasional Indonesia, tapi Anisa tahu persis, Boeing, Airbus, Northrop, Siemens memesan berbagai desain komponen pada mereka.

Bersambung ...#018

Catatan : Tulisan berikut ini seluruhnya FIKTIF, sebuah FIKSI kreasi Penulis. Persamaan Nama, Peristiwa, Tempat tidak lebih hanya sebagai bingkai cerita. Tidak ada maksud dan tujuan untuk mendiskreditkan siapapun atau pihak manapun, segala usul, saran, kritik, keberatan agar menghubungi penulis. KOMPASIANA tidak bertanggung jawab atas Isi tulisan. Selamat menikmati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun