Mohon tunggu...
Sunan Doro
Sunan Doro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Linux Lover

Linux Defender, Android Supporter, Coffee Lover

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

#017 Bulan Sabit di Ufuk Republik

18 Agustus 2014   17:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:14 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.ytimg.com/vi/qlaARy5zIZI/maxresdefault.jpg

Persetujuan dan opsi desain dikirim ke Maldives, tembusan ke Negeri Belanda. Mereka membutuhkan waktu 97 hari untuk mobilisasi dan produksi, 19 hari untuk pengiriman dari Kongo ke Jakarta. Mereka membutuhkan cara khusus untuk mengirim exilium, karena material ini tidak dikenal umum. Hanya dengan memanfaatkan jalur laboratorium penelitian material tersebut bisa ditransport.

Lega rasa hati Anisa, masalah jaket perlindung personal bisa dianggap selesai. Tinggal menunggu seluruh material datang, dan Ia akan merakit sendiri. Kevlar dipesan dari Produsen di Swedia, Spider Silk dari Tunisia, perekat Araldite Dragonforce Plaxon dari China. Exilium sebagai bahan utama akan dikirim dari Kongo ke Belanda dan dari Belanda ke Jakarta.

Rancang bangun yang ingin diwujudkan Anisa untuk meningkatkan daya guna seluruh kemampuan anggota elit dewan liga bayangan adalah “sepatu luncur” yang Ia namakan Sanix. Kitab liga bayangan disusun oleh Tumenggung Surodiro diperbaharui oleh Panji Semeru. Pengetahuan manusia-manusia linuwih pada masa lalu, terbatas pada pengembangan dan membangkitkan tenaga cadangan dalam tubuh manusia, melalui laku-laku tertentu.

Ketika teknologi semakin maju, batas maksimal membangkitkan tenaga dalam tidak dapat diukur, sepenuhnya tergantung kondisi masing-masing. Faktor utama adalah bakat. Tanpa bakat yang baik, tidak mungkin mencapai tataran yang diharapkan. Pada masa lalu, kemampuan yang bisa dicapai anggota elit dewan liga bayangan, mencukupi untuk menjawab tantangan. Akan tetapi ketika senjata pembunuh manusia semakin canggih dan mematikan, seluruh kemampuan tersebut tidak lagi mencukupi. Pada masa kolonial, senjata paling mematikan adalah peluru mesiu. Senapan mesin kini semakin kecil, sehingga sudah lazim menjadi senjata personal. Ilmu kebal bisa bertahan terhadap senjata tajam dan mesiu, namun sangat diragukan untuk mampu bertahan menghadapi serangan senapan mesin.

Laser Rifle atau senapan laser, sedang dalam pengembangan, diyakini tidak lama lagi senapan dan pistol laser akan menggantikan pistol mesiu. Kecepatan peluru mesiu pada saat ini bervariasi antara 180 m – 1500 m per detik. Kecepatan peluru senjata genggam berada pada kisaran 276 m/detik. Kemampuan gerak yang bisa dicapai dengan laku-laku kuno, hampir tidak mungkin lagi untuk menghindari peluru masa kini pada jarak tertentu.

Sementara LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) memiliki kecepatan sama dengan kecepatan cahaya, pada kisaran 300.000 km/detik. Dalam hal kekuatan, laser berkekuatan 100kW mampu melubangi baja setebal 5 mm pada satu titik dalam waktu 1 detik. Northrop Grumman Corporation di Amerika Serikat mengembangkan laser sebagai senjata serang personal.

Menurut perhitungan Anisa, Ia mampu bergerak pada kisaran 306 m/detik, masih cukup untuk menghindari peluru dalam jarak sekitar 200 m, namun dalam jarak lebih dekat, misal 100 m, hampir muskil menghindari terjangan peluru. Karena itu, Anisa merancang sebuah alat bantu berupa sepatu yang mampu memanfaatkan oksigen untuk menciptakan daya dorong tambahan.

Sebuah propulsi jet mini berhasil diciptakan oleh Prof Takeshi, seorang guru besar asal Jepang yang bekerja pada perusahaan Toshiba. Takeshi dipecat karena diketahui menjual rancang bangun desain propulsi kapal selam tanpa suara. Takeshi kini bekerja sebagai desainer lepas Main Board komputer mini. Dari Prof Takeshi ini, Anisa mendapatkan rancang bangun propulsi jet mini dengan ukuran 1.6x4x3.7 cm.

Tantangan utama selanjutnya menemukan sumber tenaga untuk propulsi ini. Anisa dikenalkan seseorang asal Afrika Selatan berdarah Yahudi yang menemukan tiruan cell biologis belut listrik dinamakan VEER (Virtual Electrical Eel Reactor). Pembangkit biologis ini mampu menghasilkan listrik berkekuatan 10,5 V dengan total daya sekali hentak sebesar 600 watt. Lebih dari cukup untuk menjadi sumber tenaga propulsi mini buatan Prof Takeshi.

Saat ini, VEER sedang dikembangkan untuk dimanfaatkan menjadi pengganti battery smart phone. Yang sangat mengejutkan buat Anisa, satu set VEER pernah diproduksi dan dipesan oleh Jutawan Indonesia. Pemasok tidak dapat memberitahukan siapa pembeli asal Indonesia tersebut, karena pembelian dilakukan oleh perantara asal Singapura.

Tanpa menunggu lebih lama, Anisa melakukan pemesanan semua barang yang dibutuhkan untuk mewujudkan impian tentang Sanix. Ia memesan sepatu khusus berbahan kevlar pada produsen sepatu Nike, untuk sol sepatu dipesan berbahan campuran latex dan serat fiber berbalut rock wool sebagai isolator. Sebagai 3d engineering designer, sangat mudah bagi Anisa untuk memesan semua material karena Ia mengirimkan desain secara detail, sehingga produsen lebih cepat memproduksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun