Mohon tunggu...
Wyndra
Wyndra Mohon Tunggu... Konsultan - Laki-laki

Profesional, penikmat film Warkop DKI & X-File.\r\nHORMATILAH KARYA TULIS MILIK ORANG. Tidak ada FB dan Twitter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

(Sebuah Pengalaman) Awasi Pandangan Bintik Hitam

31 Juli 2019   10:00 Diperbarui: 22 Agustus 2019   10:52 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.shutterstock.com

Menggunakan soft lens telah penulis lakukan sejak tahun 1990, menggantikan kaca mata. Ini setelah diperoleh rekomendasi dari dokter di salah satu klinik spesialis mata Jakarta Pusat.

Singkat cerita, akhir Januari 2019 Penulis mengganti soft lens lama dengan yang baru. Dua hari pertama pandangan lebih jelas, mata pun terasa lebih segar. 

Pada hari ketiga, muncul satu bintik hitam kecil dalam pandangan salah satu mata. Namun mata tampak normal saat berhadapan dengan cermin. 

Pada hari keempat, bintik itu mulai membesar dengan posisi yang sama seperti awal. Tidak ada rasa perih atau sakit. Saat memandang lurus, bintik yang posisinya dibagian bawah mata tidak muncul. Ia muncul saat mata digerak-gerakkan, tapi tetap pada posisinya. Pada hari selanjutnya, soft lens saya lepas karena kepala mulai terasa pening.

Dengan pemahaman yang seadanya, Penulis mendatangi dokter spesialis mata. Oleh dokter imunologi salah satu rumah sakit mata mengatakan : "Kornea Bapak normal. Silakan Bapak periksa ke bagian retina". Ya... Itu diagnosanya. Sayangnya, antrian pemeriksaan retina sudah demikian panjang, sementara pelayanan tutup tengah hari.

www.shutterstock.com
www.shutterstock.com
A. Diagnosa Ablatio Retina

Penulis terus mencari dokter mata di rumah sakit lain pada hari berikutnya. Bermodal informasi dari dokter rumah sakit tadi, Penulis mendapatkan antrian di dokter vitro-retina di rumah sakit Jakarta Pusat Dalam pemeriksaan awal, dokter mengatakan : "Nampaknya ada masalah pada retina Bapak. Silakan ke ruang pemeriksaan untuk dilakukan foto".

Kembali ke ruangan dokter dengan membawa foto, dokter menjelaskan lebih panjang : "Ini retina Bapak. Jadi memang inilah resiko mereka yang mata minus. Retina akan menipis dan rentan sobek, dan  selaput lain akan lepas kalau dibiarkan. Istilah medisnya ablatio retina atau retinal detachment. Tidak ada cara lain, harus segera operasi. Kalau tidak, retina lainnya yang menempel utuh bisa lepas, dan Bapak akan kehilangan penglihatan. Tidak ada cara medis untuk mengembalikan bila hal itu terjadi. Lusa jam 7 pagi saya jadwalkan untuk operasi". Mendengar hal itu, badan dan kepala Penulis langsung lemas dan pening. Tidak terbayang sama sekali harus menjalani operasi dalam waktu sekejap apalagi mata. Namun Penulis tidak punya pilihan lain, dan inilah situasinya.

Apakah hal ini akibat penggunaan soft lens baru, dokter menjawab pendek : "Tidak". Kembali dokter menjelaskan : "Akan ada 2 tindakan operasi. Pertama adalah adalah menempatkan silikon pada retina yang robek setelah dikembalkan di posisi semula. Selanjutnya Bapak harus tidur tengkurap selama 2 minggu, dan nanti ada bantal khususmya.. Kegiatan yang diperbolehkan hanya duduk saat makan, dan berada di kamar mandi. Mata tidak boleh kena air dan dikucek. Tidak boleh mengejan saat BAB. Tindakan kedua dilakukan 6 bulan setelahnya, yaitu melepaskan atau membuang silikon, dan katarak". 

Dokter juga menjelaskan resiko-resiko medis pada tindakan pertama, yaitu pendarahan, glaukoma, retina kembali lepas, hingga kebutaan. Sekadar mengingatkan, glaukoma dalam pengertian umum adalah peningkatan tensi pada bola mata normal, yaitu diatas 20 mmHg.

B.  Sekilas Mengenai Ablatio Retina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun