Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Jalan, Bapak

11 Januari 2017   19:46 Diperbarui: 11 Januari 2017   20:07 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sejak dari rumah Pak Ihsan sudah tak sadar 100%. Saat ia pamit kepada Irsyad, seperti mengisyaratkan bahwa ia akan pergi selamanya. Lalu dengan ia memilih duduk di dekat pintu, mungkin agar memudahkan perjumpaan istimewanya dengan Malaikat Izro'il. Dan agar proses keluarnya ruh bisa dengan mudah, segar, dan plong, karena (dekat dengan pintu) pernafasan lebih lancar dan leluasa.

 ****

 Tak lama kemudian Irsyad, ibu, dan adik-adiknya mendapat kabar duka itu. Mereka kaget luar biasa. Tubuh Irsyad gemetar. Ia langsung bergegas lari menuju rumah Pak Sahlan yang jaraknya hanya 150 meter dar rumahnya. Sambil membendung tangis, mulutnya tak henti-henti memanggil ayahnya. Ayah yang telah banting tulang demi menafkahinya, memberinya uang saku, menyekolahkan, dan mendidiknya dengan sepenuh hati. Ia sempat berpikir untuk tidak menangis, namun tak bisa. Dalam hatinya berteriak, mengaduh kepada Allah: "Ya Allah, padahal aku baru pulang dari Madura setelah 2 bulan tak pulang. Kami baru berjumpa tidak lebih dari 3 menit." Namun ia kembali sadar: ayahnya telah meninggal dalam keadaan yang sangat mulia, sedang tahlilan. Irsyad mengusap pipi dan matanya yang basah oleh airmata. Lalu tersenyum. 

Ia memperlambat larinya, lalu berjalan dengan tenang. Ia mendongak ke atas, melihat ke langit yang sedang penuh dengan bintang-bintang. Ia juga melihat bulan yang bersinar dengan terang. Malam itu sedang tanggal 13 kalender bulan. Lalu ia berbisik dalam kesunyian, dengan suara agak gemetar:

"Selamat jalan, Bapak. Kami bangga denganmu. Aku berjanji akan menjaga Ibuk, dan adek-adek dengan baik. Mohon restunya dari sana, Pak. Aku yakin, saat ini njenengan sedang berbahagia dalam perjumpaan dengan Allah. Kami ihlaskan engkau untuk showan kepada-Nya." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun