Mohon tunggu...
Aris Kurniyawan
Aris Kurniyawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang pemerhati kehidupan spiritual dan kemanusiaan.Sedang belajar mencintai film dan fotografi. "Contemplationem Aliis Tradere"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Iklan dan Pembebasan Tubuh Perempuan, Sebuah Usaha Humanisasi Menurut Pemikiran Simone De Beauvoir

4 Februari 2012   11:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:04 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, kesadaran bahwa tubuh bukanlah benda, melainkan situasi. Tubuh perempuan bukan En-Soi yaitu Ada dalam dirinya sendiri. Kesadaran perempuan adalah Pour-soi, sehingga tubuh perempuan bukanlah realitas yang ajeg dan statis melainkan realitas yang dinamis. Objektivikasi muncul karena tubuh perempuan hanya dipadang sebagai benda dan realitas yang ajeg. “Perempuan bukanlah realitas yang ajeg, tetapi lebih merupakan suatu yang menjadi, dan dengan demikian harus didefinisi....” begitulah kata Beauvoir.

Humanisme Beauvoir adalah sebuah usaha pembebasan yang bertujuan mengembalikan kebebasan perempuan untuk menjadi subjek. Perempuan harus mengakhiri penindasan yang dialaminya dan perempuan sendiri yang harus memulai bukan laki-laki. Hanya dengan humanisme semacam inilah perempuan dapat bebas dari cengkeraman iklan.

E. Sketsa Akhir

Ditengah dunia yang multidimensi ini, iklan adalah sesuatu yang mustahil untuk kita tolak. Kehadiranya sebagai sebuah ideologi baru yang halus, mungkin hanya mampu kita bendung dengan sikap kritis. Kritis lebih-lebih akan situsi yang dialami perempuan. Penindasan tubuh perempuan memang tidak pernah selesai, namun kesadaran bahwa perempuan adalah subjek adalah satu-satunya cara untuk membongkar dehumanisasi iklan. Bagaimanpun derasnya iklan dalam keseharian kita, namun tatkala kesadaran bahwa perempuan adalah subjek masih ada, maka iklan tidak akan menjadi penindas tubuh perempuan. Humanisme yang Beauvoir tawarkan adalah pisau bedah yang mampu membangkitkan daya kritis yang dimiliki perempuan, untuk tetap mempertahankan kebebasannya. Menjadi subjek adalah mengalami kebebasan dan kebebasan adalah dasar humanisme itu berakar. Lantas apakah iklan dapat menjadi sahabat perempuan yang memberi pengaruh pada humanisme universal? Semoga!

Sumber bacaan

Arivia, Gadis, Feminisme Sebuah Kata Hati, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006

de Beauvoir, Simone, The Second Sex, H.M. Parshley (terj.), New York: Vintage Books Edition,1974.

Simone de Beauvoir (1908—1986), [The Internet Encyclopedia of Philosophy] (http//www.iep.utm.edu/beauvoir /htm.com.) diakses tgl 14 November 2009.

Kramadibrata Poli, Sumarwati, ”Simone de Beauvoir (1980-1986), “Tokoh Eksistensialis dan Feminis Prancis”, dalam Apsanti Djokosujanto (ed), Wanita Dalam Kesusastraan Prancis, Yogyakarta: Indonesiatera, 2003.

Valentinus, Iklan Sebagai Ideologi Baru, dalam Perspektif Teori Kritis Marcisuan. (Teks orasi ilmiah yang disampaikan dalam kuliah perdana STFT Widya Sasana tahun ajaran 2009/2010) Malang, 18 Agustus 2009.

http://emjaiz.wordpress.com/2009/09/04/sejarah-periklanan-di-dunia-di-indonesia/ di akses tgl, 20 Mei 2010.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun