Kamu langsung menatapku begitu kuucapkan kalimat itu. Dari matamu, bisa kubaca pertanyaanmu: tumben amat ngomong begitu; kesambet apaan? Tapi sumpah, Di. Dicintai olehmu sedikit banyak membuatku bisa belajar mencintai diri sendiri.Â
Aku sudah pernah bilang kalau aku takut sekali dengan perubahan, kan? Sebab dia pernah membuat kehidupanku hampir mati dengan perubahan yang dia buat. Bertahun-tahun yang lalu. Tapi waktu sama kamu, aku tidak takut lagi dengan perubahan yang akan terjadi. Sebab aku selalu jadi bagian dari perubahan yang kamu lalui itu.
Kamu tertawa, tipis. Mengacak rambutku. Lalu tertawa lagi.
Terima kasih sudah menjadi bagian dari cerita 27-ku, ya, Di. Terima kasih sudah menjadi seseorang yang selalu siap menjadi tempatku pulang. Jangan bosan bersamaku, ya, Di.Â
...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H