"Memang sudah selesai?"
"Segitu saja dulu, May. Belum tentu ada yang mau baca. Nanti, kalau ada yang penasaran, baru aku tulis lagi!"
"Hilih!"
"Sumpah, May! Nanti aku lanjutkan ceritaku kalau ada yang mau tahu!"
Saya bilang begitu. Dia segera meneliti tulisan saya sepintas lalu. Kemudian menuliskan dan mengetik entah apa. Mungkin segera mem-posting tulisan saya. Atau malah menghapusnya? Entahlah. Saya tidak tahu. Saya tidak seperti dia yang pandai membaca raut muka. Atau mungkin memang dia yang terlalu sulit dibaca?
...
Cerita sebelumnya tentang Maye bisa dibaca di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H