"Hilang!"
"Nak, ini sudah larut. Tidurlah. Tidak baik kau berlama-lama menonton. Angin sekarang ini tidak sehat"
Percakan anak dan ibu di dalam rumah ia dengar samar. Lelaki itu kembali mencari celah. Satu jendela ia rusak lalu masuk ke dalam kamar sang anak.
Setengah jam berlalu. Ia berhasil masuk, seorang anak perawan tidur di dalam selimut dengan aurat sedikit terbuka. Nafsu lelaki itu melonjak, darahnya memanas memenuhi setiap sendinya. Anak itu terbangun dan langsung meminta tolong. Suaranya pecah. "Lepaskan aku, lepaskan, Ibu! Ibu. Tolooong! Anak itu menangis, bajunya tersingkap. Payudaranya terbuka. Ia hampir polos tanpa busana.
Mereka diperangkap setan. Sang anak tak berdaya. Lelaki itu melepas topengnya. " Siapa kau lepaskan aku. Ibuuu! Ibuu!
"Buka pintunya. Nak apa yang terjadi? Kenapa pintunya tidak bisa dibuka? Apa yang kau lalukan"
"Ibu! Tolong aku, aku tidak mau ibu. Aku dihina ibu! Hancurkan saja pintunya ibu" Anak itu menangis tak terkira, Sedih.
"Anakku, siapa jahannam itu" Tangis ibunya lebih keras lagi. Ia mengampil kapak utuk menghacurkan pintu. Puluhan kali ia mencoba. Dan akhirnya hancur juga. Pintu ia dobrak.
"Haahhh! Ternyata kauu!!
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H