Mohon tunggu...
Arjuna Sihombing
Arjuna Sihombing Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Keberuntungan bisa direncanakan Pin 75656D88

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Perkosa Anakku

8 Juni 2014   03:32 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:46 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam sewingit makam. Hitam. Alam kini telah Legam. Seorang ibu. Menghitung duit yang ia dapatkan sehari penuh. Gemirisik receh menghiasi ruangan kotak tanpa retak. Hanya mereka berdua di dalam.

Rumah kecil ini hanya ada satu. Di dalam hutan di antara pepohonan di dalam papan, dan berisi dua dipan.

Laki-laki yang dulu membuatnya ratu kini merantau tak pulang- pulang. "Ibu! Ayah kemana?" Anak itu kembali menanyakan pertanyaan yang sama sejak malam ia bangun setelah malam orang tuanya bertengkar.

"Ayahmu pergi?

"Kemana?"

"Mati"

"Bahkan aku tidak mengenal wajahnya. Dimana kuburannya"

"Sudah lama Hilang"

"Hilang!"

Ibunya tidak sudi mengingat asmaranya. Bukan jawaban benci. Ia sangat kepada sayang anaknya. Hanya saja ia berusaha menyimpan luka.

Suasana dingin. Mereka seperti berperang. Berang. Gelisah menenggelamkan mereka. Resah.
"Nak, ini sudah larut. Tidurlah. Tidak baik kau berlama-lama menonton. Angin sekarang ini tidak sehat"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun