Mohon tunggu...
Mariam Umm
Mariam Umm Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu 4 anak

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Usia Berapa Anak Laki-laki Harus Dikhitan?

25 April 2016   23:54 Diperbarui: 26 April 2016   12:57 1635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi: ShutterstockBeberapa hari yang lalu, saya sempat mengunjungi teman Saudi saya, yang baru saja melahirkan putra ke limanya. Beliau ini baru pulang dari rumah sakit, setelah sebelumnya 'menginap' selama satu minggu. Bayinya  laki laki yang mashaallah tabarakallah cakep.

Cerita cerita lah kami selanjutnya, biasalah emak emak, jenguk melahirkan, obrolan gak akan jauh jauh dari "pengalaman melahirkan kamu bagaimana?" hehehe, ada yang punya cerita begini, ada yang punya cerita begitu, dan cerita lain lain lagi. Termasuk juga cerita teman saya yang ber-syukur sekali, bayi laki lakinya itu, pulang dari rumah sakit sudah sekalian di khitan di usia bayi yang baru 5 harian saat di khitan.

Waduh...

Saya kaget tentu saja, dan langsung tanya, apa gak terlalu cepat itu, meng-khitan bayi di usia segitu? masih bayi banget, masih merah istilahnya.

Yang langsung dijawab temen saya, enggaklah, udah biasa di sini (Saudi), khitan dilakukan saat usia anak laki laki masih bayi banget atau dengan kata lain, jangan sampai anak laki laki menginjak usia setahun. Alasannya : saat mereka bayi, perawatan khitan akan lebih mudah, karena bayi kan gak banyak gerak, seringnya cuma tidur dan tidur ajah.

Eh, bener gak yaaa?

Saya kebetulan ibu dari 3 putra, dan jawaban temen saya itu, mau gak mau, membuat saya teringat saat saya meng-khitan 3 putra saya, masing masing usia mereka berbeda saat di khitan dan memang masih usia bayi.

Jackob, putra pertama, saya khitan saat usianya 8 bulan, itu juga mesti perjuangan dulu sayanya, perjuangan melawan takut, maklumlah, ini pengalaman pertama saya berurusan dengan khitan. Saat usianya 6 mingguan atau sekitar 40 harian, ibu mertua saya sudah menyarankan untuk segera khitan, tapi saya tolak dengan alasan, masih bayi ahhh.....takut.

Dan selama 8 bulan, gak kuat juga dengerin 'omelan' ibu mertua, hehehe, akhirnya saya dan suami membawa putra pertama kami ke Urologist untuk di khitan. Persiapan saya wahhh..ribet, lebih banyaknya sihh...... calm down my own nerve.

Saya banyak tanya temen yang sudah pernah mengkhitan putra mereka, diberi saran untuk mengoleskan semacam obat yang bisa membuat area yang akan di khitan 'kebas'.  Oleh dokter Urologist-nya, saya diminta untuk tak memberikan putra saya makanan apapun setidaknya 6 jam sampai saat 'operasi'.

Proses khitan sendiri, hanya sekitar 30 menit, putra saya memang sempat menangis tapi hanya saat proses khitan selesai, nangisnya sebentar saja, setelahnya malah langsung merangkak ke  sana dan ke sini, gak mau diam, dia aktif dan normal seperti biasa, kebetulan metode khitan yang digunakan adalah metode dengan ring. Metode yang banyak dipakai sekarang ini yaaa, dan saya boleh bangga karena metode ini katanya, temuannya dokter Indonesia loh.

Untuk perawatan khitan, saat itu dokter tak memberikan petunjuk khusus, normal ajah, jangan kena alkohol, dan bersihkan dengan air biasa. Begitulah, seminggu kemudian, ring khitan terlepas dengan sendirinya se-iring luka yang mengering dan sembuh.

Selanjutnya putra ke dua, kami khitan saat usianya 3 bulanan, dan putra ke tiga, kami khitan saat usianya 6 minggu atau bertepatan dengan 6 minggu cek up setelah saya melahirkan. 

Begitulah,

Keponakan saya, kebetulan juga baru di khitan, usianya saat khitan jalan 5 tahun. Kakak saya cerita, begitu repotnya, beliau harus menjelaskan tentang khitan ini kepada putra kesayangannya yang sempat ketakutan. Ada persiapan psikologis untuk anaknya yang harus benar benar dipersiapkan. Dan saat hari H, keponakan saya itu, ngambek gak mau di khitan karena takut, yang untungnya tak membuat acara khitannya batal.

Ada lagi, cerita ibu saya, yang juga mesti mempersiapkan Abang dan adek saya, dulu saat mereka di khitan mereka juga harus dipersiapkan psikologisnya, karena usia mereka yang memang usia sudah 'mengerti' kalau mereka akan di khitan. 

Jadi sepertinya benar yaaa, semakin usia anak laki laki itu muda atau bayi banget, khitan akan semakin mudah dilakukan. Hanya butuh persiapan orang tua melawan takut mereka sendiri, begitu kan? Umumnya, dengan dokter berpengalaman, khitan aman dilakukan, walau usia anak laki laki masih bayi sekalipun. 

Oh ya, usia bayi juga memudahkan perawatan luka khitan, karena yaa itu, mereka gak banyak bergerak.

Nah, ini merunut pengalaman saya loh yaaa,  bagaimana dengan pengalaman Kompasianer yang kebetulan pernah meng-khitan anak laki laki anda?

Menurut anda sendiri, usia berapa sih, anak laki laki itu harus dikhitan?

---

Salam Kompasiana

--Sisi82--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun