Mohon tunggu...
Mariam Umm
Mariam Umm Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu 4 anak

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[My Diary] Cintai Aku

13 April 2016   20:26 Diperbarui: 14 April 2016   10:05 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak pernah kubayangkan, aku bisa mencintai seseorang sedalam ini. Dan saat itu pula dalam waktu bersamaan hatiku dipatahkan berkali kali. Kau tau betul ' Di, aku bisa saja menyerah, namun apa daya jika hatiku tak pernah rela mempersilahkan.

Hari ini, aku cemburu saat kulihat sosok itu  berlari menghampiri sosok yang lain, tidakkah dia tau, aku selalu setia berada dibelakangnya.

Rasa sakit kembali menghujam, saat dengan ringannya sosok itu berceloteh tentang kebodohanku yang terus mengharapkan sosoknya. Aku geram, Di, sungguh,

Sudah terlalu sering aku merutuki, apa yang terjadi dengan hatiku, betapa bodohnya aku dengan rasa rindu yang semakin membumbung tanpa adanya kepastian kapan rasa dan rinduku akan berlabuh. Tentu saja pada pelabuhan yang kutuju, hatinya.

Namun nyatanya, pelabuhan itu semakin menjauh, sekeras apapun usahaku untuk menjangkaunya. Sisi hatiku yang lain berteriak frustasi,memaki diri sendiri. Menyerahlah, tak seharusnya aku memperjuangkan rasa dan rindu yang pada akhirnya membuatku tersakiti. Selamanya akan seperti itu, tidak akan ada akhir bahagia untukku. Dia tak akan pernah menoleh padaku.

Aku terjebak dalam rasa dan rindu menjerat, Cinta. 

Tolong jangan menatapku sinis begitu, Di. Kau tau betapa menyesalnya aku. Tapi penyesalanku tak bisa menyentuh hatinya.

Andai sosok itu tau. Aku ingin menjadi yang pertama untuknya. Aku ingin menjadi yang  pertama mengajarinya bicara, aku ingin menjadi yang pertama  menuntun langkahnya menapaki dunia, aku ingin menjadi yang pertama memeluknya saat mimpi buruk mengganggu tidurnya. Yang pertama, selalu, karena…

Aku ibunya, aku ibu dari sosok itu. Tapi ibu macam apa aku ini.

Ibu macam apa yang pernah dengan sengaja ingin membuang janin dalam kandungannya. Walau segala cara tak pernah membuahkan hasil, janin itu terlalu kuat untuk dibuang.

Ibu macam apa yang dengan sengaja, menutupi kehamilannya, saat ibu hamil yang lain, dengan segenap rasa bahagia memamerkan kehamilan mereka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun