" Lalu apa namanya kalau bukan penakut?"
Entah kenapa tiba tiba Aku merasa lelah, lelah yang sangat, Aku tidak bisa menghindar lagi.
"Ya atau Tidak" tanyanya lagi.
" Bim......... ini"
"Iya ! atau Tidak!" tekannya
Tidak, tidak ,tidak teriakku dalam hati, tapi...
" Ya, puas! " kataku, marah, sungguh selalu begini, hati dan mulutku selalu saja tak bisa diajak bekerja sama jika sudah menyangkut seseorang bernama Bima. Dan lihatlah dia sekarang, senyum kemenangannya terlihat bahagia, dan itu membuatku malu.
....Bumi...telan saja Aku......,
"See.... Deal ya!, Kita akan menikah, malam ini Aku dan orangtuaku akan datang melamarmu, dan Aku sudah memberi tahu orang tuamu,mereka sudah setuju, jadi Kita bisa langsung menentukan tanggalnya, Ok...Sayang!"Â Dia bicara seolah tak melihat reaksiku yang masih menunduk malu malu.
Ya Tuhan, bagaimana cara menghadapi orang seperti Bima, bukan,bukan lamaran seperti ini yang ku impikan akan Dia lakukan.
Hmm makan malam romantis, lengkap dengan setangkai bunga atau cincin bermata biru safir yang dia sodorkan saat dia berlutut dihadapanku, tapi ini...