Mohon tunggu...
Muchammad Saifuddin
Muchammad Saifuddin Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Peminat bidang manajemen. Suka berbisnis, mengajar, meneliti dan menulis. Menempuh studi doktoral di UNAIR kontak email : saifuddin@uinsby.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cognitive Dissonance Theory

22 November 2022   07:00 Diperbarui: 22 November 2022   07:27 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, ketika ada mengetahui bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan. Maka ketidaknyamanan dapat berkurang apabila Anda berkata ke dalam diri bahwa fakta tersebut belum tentu benar. Membenarkan perilaku yang dilakukan secara otomatis dapat memunculkan perasaan nyaman.

5. Menyajikan pemikiran yang konsonan atau selaras

Tidak jauh berbeda dengan penjelasn nomor 4. Anda hanya perlu menyajikan pemikiran baru yang selaras dengan perilaku. Anda bisa memilih antara mana yang lebih penting untuk hidup nanti, apakah pilihan A atau B? Seringkali pemikiran baru yang muncul dapat memberikan kenyaman bagi psikologis.

Terminologi yang dipakai dalam teori kognitif disonansi bisa diterjemahkan ke dalam konteks kepuasan pelanggan, kedua elemen kognitif bisa dipresentasikan dengan ekspektasi terhadap produk sebelum pemakaian produk

Disonansi adalah kesenjangan atau perbedaan antara ekspektasi dan kinerja produk, apabila kinerja produk lebih buruk dibandingkan ekspektasi pelanggan maka situasi ini disebut negative disconfirmation, jika kinerja produk lebih bagus daripada ekspektasi pelanggan maka disebut positive disconfirmation sedangkan jika kinerja produk sama dengan harapan konsumen disebut simple confirmation. Apabila dikonfirmasi terjadi konsumen akan berusaha menekan dengan jalan mengubah persepsinya terhadap produk agar lebih konsisten dengan ekspektasi. Pada intinya disonansi adalah kondisi dimana konsumen merasa tidak nyaman akibat sikap, pemikiran, dan perilaku yang saling bertentangan dan memotivasi untuk mengambil langkah (membeli) barang demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut

Teori kognitif dissonance merupakan fondasi bagi Expectancy Disconfirmation Model yang hingga saat ini mendominasi literatur kepuasan pelanggan. 

Dalam model ini kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai evaluasi yang memberikan hasil di mana pengalaman yang dirasakan setidaknya sama baiknya dengan yang diharapkan. Ekspektasi terhadap kinerja produk berlaku sebagai standar perbandingan terhadap kinerja aktual produk

Begitulah informasi tentang cognitive dissonance theory dan pengaruhnya pada kehidupan manusia. Semoga apa yang telah dipaparkan di atas dapat membantu Anda jika berada di dalam kondisi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun