Maka sekali lagi, andai saja Megawati dan Banteng-bantengnya, Ahok dan Ahokersnya, serta Anies dan Anak Abahnya dapat dipersatukan lebih kongkrit dan lugas dalam satu medan kampanye besar, Pilgub Jakarta boleh jadi tidak perlu dua putaran. Mereka semua akan menjadi faktor "kunci" kemenangan Pramono-Rano, cukup satu putaran.
Situasi dan hasil sebaliknya bisa terjadi, jika berbagai elemen di seputaran Megawati-Ahok dan Anies masih saja membuka-buka "luka lama" politik identitas yang sejatinya sama-sama tidak pernah menghendaki. Pramono-Rano bisa tumbang, bahkan Pilkada tidak tidak membutuhkan dua putaran.
Saat ini ada kekuatan gigantis yang lahir dari perilaku politik kartel dan gejala partitokrasi yang bisa menyurutkan perkembangan demokrasi dan ini merebak di perhelatan Pilkada 2024.Â
Untuk mencegah dampak buruknya kedepan fenomena ini harus dilawan. Ini jauh lebih penting, strategis dan visioner ketimbang terus saja meratapi luka lama.                   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H