Bahkan "pengalaman batin dan rasa" yang dimaksud mungkin juga pengalaman batin dan rasa Tom Lembong karena beliau pernah menjadi bagian dari kabinet pemerintahan Jokowi yang pasti tahu banyak kondisi yang sesungguhnya terjadi saat ia menjabat. Ada ketidakadilan dan kecurangan.
Istilah Slepet ungkap Cak Imin berangkat dari konsep sarung. Bahwa sarung itu lembut, tetapi di tangan orang yang baik bisa menjadi "slepet" atas ketidakadilan dan kecurangan. Ini konteks yang melarbelakangi lahirnya gagasan SlepetNomic dalam pernyataan Cak Imin. Dalam sesi Debat Cawapres itu, ia bahkan dengan garang dan lugas menyatakan.
"Yang tidak ada dalam kebijakan ekonomi kita saat ini adalah keberanian untuk mewujudkan aturan main yang adil dan keberanian untuk berpihak kepada rakyat. Itulah kenapa kami menggagas SlepetNomic sebagai solusi ekonomi kita." Keren bukan ?
Sekarang Cak Imin berada di lingkaran kekuasaan. Amanah yang diberikan Presiden Prabowo semoga saja bukan semacam "test case" politik terhadap bekas lawan tanding. Semoga amanah ini memang sungguh-sungguh diberikan kepadanya karena Presiden menangkap niat mulia, komitmen dan kesungguhannya untuk memperbaiki keadaan bangsa dan negara ini yang juga ada di benak dan hati Presiden.
Dengan amanah kekuasaan itu (plus frekwuensi yang sama dengan Presiden dalam hal memperbaiki kedaan negara dan bangs aini), sekarang Cak Imin punya kesempatan besar untuk mewujudkan visi, janji, dan komitmennya melalui filosofi Slepet. Dan publik pasti akan menunggu (termasuk mungkin juga Tom Lembong, sahabatnya) apakah Slepet itu bisa Cak Imin wujudkan sesuai makna filosofinya, atau berakhir sebagai lawakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI