Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tom Lembong, Cak Imin dan Peluang Mewujudkan Gagasan Slepet-nya

6 November 2024   10:57 Diperbarui: 6 November 2024   16:09 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bahasa Jawa, Slepet artinya "menyabet, melecut." Cak Imin kemudian memberinya makna "filosofis" yang lentur, bisa digunakan untuk dan dalam konteks perubahan apapun yang diusungnya. Dari sinilah lahir berbagai narasi Cak Imin yang didalamnya istilah Slepet menjadi kata kunci.

Dalam Debat Kedua (sesi Cawapres), Kompas.com misalnya mencatat tidak kurang dari 15 kali Cak Imin menggunakan istilah Slepet dalam berbagai konteks isu perubahan. Slepet bisa bermakna melecut yang loyo, menggerakan yang lambat. Slepet juga bisa berarti menghentikan praktik korupsi dan meluruskan berbagai penyimpangan kekuasaan. Slepet bahkan juga berati menyabet ketimpangan dan ketidakadilan.

Berikut ini beberapa narasi Cak Imin yang menggunakan istilah Slepet yang penting disimak kembali, dan pantasnya jangan pernah "dilupakan" untuk melihat bagaimana posisi Cak Imin setelah menjadi bagian dari kekuasaan.

"Slepet itu disrupsi. Disrupsi itu adalah awal dari perubahan. Bayangkan seratus orang Indonesia kekayaannya diatas seratus juta jumlah penduduk Indonesia. Artinya ini keadaan yang tidak adil. Ini harus kita Slepet."

"Hari ini cabe mahal, terlur mahal, beras mahal, barang-barang mahal, tengkulak jahat, mafia menguasai dan merajalela dimana-mana. Padahal rakyat sudah kerja, kerja, kerja. Ini harus kita Slepet.

"Angka pengangguran... 80 juta memang bekerja, tetapi di sektor informal. Mereka tidak mendapatkan penghasilan yang pasti, dan bahkan dompetnya dipastikan tipis. Ini yang harus kita Slepet."

Dengan Slepet, semua persoalan yang dihadapi bangsa ini seolah akan dengan gampang diselesaikan. Tapi tidak masalah. Kita tetap apresiasi gagasan dan semangat perubahan dan perbaikan dibalik terma ini. Karena makna filosofis dan esensi semangatnya sesungguhnya satu frekuensi dengan muatan pidato Presiden Prabowo dan pernyataan-pernyataanya belakangan ini, termasuk ketika beliau menyampaikannya pada acara Retreat di Akmil Magelang beberapa waktu lalu.

SlepetNomic, Semoga Tak Berakhir Sebagai Lawakan

Dari berbagai pernyataan Presiden Prabowo di beberapa kesempatan itu, kita menangkap janji dan tekadnya yang sungguh mulia untuk bangsa ini. Memerdekakan rakyat dari kemiskinan dan kebodohan, memberantas korupsi, memangkas mentalitas koruptif para pejabat, menyudahi ketimpangan dan menggantikannya dengan keseteraan dan keadilan dan seterusnya.

Kesemuanya itu juga merupakan esensi dari gagasan, visi dan komitmen dibalik Slepet-nya Cak Imin dulu. Sekarang Cak Imin diberikan amanah sebagai Menko Pemberdayaan Masyarakat. Jabatan yang tidak sembarang.

Menko, artinya ia mengkordinir kementerian-kementerian teknis terkait dibawah kordinasinya. Dan Pemberdayaan Masyarakat, artinya ia memiliki kewenangan dan peluang besar untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang bebas dari kebodohan dan ketertinggalan, yang berdaya dalam lanskap kesetaraan dan keadilan.

Apalagi Cak Imin juga sempat mempromosikan satu lagi turunan dari istilah Slepet-nya. Yakni SlepetNomic. Gagasan ekonomi yang menurut pengakuannya telah diuji oleh para pakar dan berbasis pada pengalaman batin dan pengalaman rasa. Tom Lembong boleh jadi bagian dari pakar yang dimaksud Cak Imin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun