Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Anies Gabung PDIP, Why Not?

15 Agustus 2024   17:30 Diperbarui: 16 Agustus 2024   07:41 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, saat ini PDIP dan Anies memiliki kesamaan-kesamaan yang mestinya bisa mempertemukan keduanya dalam satu garis kepentingan. Mereka sama-sama merupakan antitesa atas (haluan dan kebijakan-kebijakan politik) pemerintahan Jokowi-Ma'ruf dan pemerintahan penerusnya, Prabowo-Gibran.

Selain itu PDIP dan Anies juga sama-sama sedang menghadapi kekuatan hegemonik yang nampaknya sangat berkepentingan untuk "mengisolasi" keduanya dari perhelatan Pilgub Jakarta. 

PDIP ditarget untuk dibiarkan sendirian, Anies ditarget agar tidak mendapatkan partai pengusung. Jika target ini berhasil, maka PDIP dan Anies beserta basis massa dan para loyalisnya di akar rumput bakal menjadi penonton di pesta demokrasi Jakarta.

Kedua, dengan memilih menjadi kader PDIP, dengan sendirinya jalan Anies menuju kanidat Jakarta Satu bakal mulus karena ia sudah menjadi kader internal. 

Ini tentu dengan asumsi ada kesepakatan terlebih dahulu antara Anies dengan PDIP sebagai bakal partai induknya, khususnya tentu saja dengan Megawati sebagai pemegang mandat tunggal pencalonan Pilkada.

Ketiga, dengan cara demikian, jalan PDIP untuk membangun koalisi dengan partai lain juga menjadi lebih mudah karena posisi Cawagub dengan sendirinya bisa diberikan kepada partai yang menjadi kolega koalisinya.

Pilihan bakal koleganya bisa PKB atau Nasdem atau keduanya, karena PKS nampaknya sudah kadung menerima tawaran posisi Cawagub dari KIM Plus, yang kabarnya bakal diberikan kepada Suswono, kadernya yang pernah menjabat Menteri Pertanian di era pemerintahan SBY.

Jika koalisi berhasil dibangun bersama PKB, maka Ida Fauziyah Menteri Tenaga Kerja layak dimajukan sebagai bakal Cawagubnya. Atau jika dengan Nasdem, Sahroni Bendahara Umum Nasdem yang lumayan popular di Jakarta itu juga pantas mendampingi Anies.

Keempat, untuk kepentingan menghidupkan politik kebangsaan, dengan memilih PDIP (atau sebaliknya, PDIP yang "memerahkan" Anies -- meminjam istilah Hasto Kristyanto), "perkwainan" kedua aktor ini dapat menghadirkan suasana Pilgub yang sejuk dari kegaduhan berbasis identitas seperti pernah terjadi pada Pilgub Jakarta 2017 silam.  

Terlebih lagi jika benar kemudian lawan tandingnya adalah Ridwan Kamil -- Suswono.  Warga Jakarta bisa berharap Pilgubnya bakal menghadirkan kontestasi berkelas dari figur-figur cerdas dan berintegritas. Kontestasi dimana masing-masing kubu lebih mengedepankan gagasan-gagasan visioner, programatik dan solutif ketimbang mempertontonkan kembali gimik-gimik tak mendidik atau guyuran Bansos yang tidak mencerdaskan.  

Artikel terkait: Tiga Opsi Kandidasi yang Sama Pentingnya Dipertimbangkan PDIP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun