Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Konstelasi Politik Menjelang Kandidasi Pilgub Banten

5 Juni 2024   14:48 Diperbarui: 5 Juni 2024   15:31 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertolak dari konstelasi elektoral diatas proses kandidasi mungkin bakal diwarnai kerumitan-kerumitan politik karena berbagai faktor yang akan diulas nanti. Tetapi situasi ini hanya akan terjadi jika proses pemaketan pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur mengedepankan platform ideologis dan marwah masing-masing partai politik. Sebaliknya, jika alas pijak kandidasi semata-mata pragmatika politik maka proses kandidasi akan berlangsung mudah, sat-set, bahkan mungkin tanpa dinamika yang berarti.

Potensi kerumitan pertama bermuara pada peta perolehan kursi di DPRD Banten hasil Pemilu 2024. Tiga partai politik yang meraih suara tertinggi, yakni Golkar (932.670), Gerindra (886.432), dan PDIP (853.565) tentu akan sangat berkepentingan untuk memajukan kadernya sebagai kandidat Gubernur.

Diantara ketiga partai tersebut, Golkar yang paling mungkin dan realistis untuk dapat memajukan kadernya sebagai Cagub. Selain perolehan suaranya paling tinggi, Golkar sudah lama mempersiapkan Airin sebagai bakal calon Gubernur. Yang kedua tentu PDIP, terutama karena memiliki Rano Karno yang sudah berpengalaman sebagai Wagub dan Gubernur. Gerindra hanya mungkin karena faktor perolehan suara. Dari sisi kader yang saat ini sedang dipromosikan, yakni Andra Soni, popularitas dan level pengalaman politiknya masih dibawah Airin maupun Rano.

Di bawah ketiga partai tersebut, ada PKS yang meraih suara sebanyak 773.102 dengan 13 kursi di DPRD Banten. Meski berada di urutan keempat pemenang Pemilu, PKS sudah fix bakal memajukan Dimyati Natakusumah sebagai calon Gubernur. Ambisi PKS terbilang wajar, karena dari sisi perolehan suara tidak terlampau jauh perbandingannya dengan Golkar, Gerindra dan PDIP. Di sisi lain, Dimyati sebagai kadernya sudah mempersiapkan diri lebih awal dibandingkan Rano dan Andra Soni.

Tetapi sekali lagi, keempat partai itu tidak bisa mengusung sendirian pasangan calon karena perolehan suara maupun kursi di DPRD Banten hasil Pemilu 2024 gagal menembus ambang batas (threshold) pencalonan. Maka koalisi (kerjasama) dengan partai lain adalah pilihan yang tidak bisa dihindari untuk dapat mengajukan pasangan calon. Nah, soal pembentukan koalisi ini potensial bakal melahirkan kerumitan berikutnya.

Airin-Golkar  

Kerumitan dalam proses pembentukan koalisi dan pemaketan pasangan calon bakal dialami oleh keempat figur bakal kandidat yang paling realistis maju sebagai calon Gubernur berdasarkan peta perolehan suara partai dan ikhtiar yang sudah dilakukannya masing-masing.

Pada kubu Airin dan Golkar, kerumitan paling problematik terletak pada soal kemampuan mengcover kelemahan popularitas dan elektabilitasnya di wilayah selatan Banten, yakni Lebak dan Pandeglang. Airin masih lemah di dua kabupaten ini. Makanya tepat jika belakangan Airin terkesan kuat bakal menggandeng Ade Sumardi, mantan Wakil Bupati Lebak, yang cukup populer di selatan, terutama di Lebak.

Masalahnya kemudian Ade adalah kader, bahkan Ketua DPD PDIP Banten. Masalah? Ya, jika (sekali lagi) dilihat dari sisi platform ideologis dan marwah kepartaian. PDIP adalah partai papan atas baik di Banten maupun di aras nasional. PDIP juga memiliki Rano Karno, kader yang tak kalah otentiknya dengan Ade Sumardi, yang bahkan pernah menjadi Wagub dan kemudian menjabat Gubernur Banten.

Dan yang paling penting, standing position PDIP pasca Pilpres 2024 kemarin nyata-nyata bakal mengambil peran sebagai oposisi dan berada di luar pemerintahan Prabowo-Gibran. Setidaknya pemosisian ini diisyaratkan berkali-kali oleh Megawati, Puan Maharani, dan Hasto Kristyanto.

Kesediaan membangun koalisi dengan Golkar di Pilgub Banten dengan mengendors Airin sebagai Cagub dan hanya mengambil posisi sebagai Cawagub untuk Ade Sumardi sambil mengabaikan potensi besar Rano hemat saya dapat mendegradasi kepercayaan publik pada PDIP.

Andra-Gerindra

Bagaimana dengan Andra Soni dan Gerindra? Meski saat ini menjabat Ketua DPRD Banten, Andra belum cukup populer di masyarakat Banten, kecuali tentu saja di Daerah Pemilihannya. Popularitasnya masih jauh dibawah Airin, Rano dan Dimyati. Bahkan mungkin juga dibawah Arief Wismansyah, Iti Jayabaya, Gembong Sumedi dan Ade Sumardi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun